Mohon tunggu...
I K. PUTRA JULIANTARA
I K. PUTRA JULIANTARA Mohon Tunggu... Dosen - seorang Guru sekolah, Dosen, sekaligus Tutor belajar.

Metode Pembelajaran saya adalah komunikatif, Interaktif, dan Menyenangkan. Teaching is my passion, Saya suka mengajar dan mendidik siswa dengan diselingi canda dan tawa Bagi saya kenyamanan siswa dalam belajar adalah Prioritas saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kimia Larutan (Kimia Dasar)

18 Desember 2009   00:28 Diperbarui: 4 April 2017   17:53 166302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

-

-

4,5- 8,3

Merah- Biru

Biasanya indikator yang dipilih yaitu:a) harganya relatif murah.

b) sesuai trayek pH.

2.3.4 Titrasi Asam- Basa

Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan titrasi yaitu dengan menambahkan tetes demi tetes larutan standar ke dalam larutan yang akan ditentukan konsentrasinya.Pada saat banyaknya zat penitrasi sebanding/ setara dengan zatyang ditetapkan konsentrasinya disebut titik ekuivalen/ titik akhir titrasi yang ditunjukkan oleh perubahan warna indikator. Suatu analisis yang berkaitan dengan volume larutan pereaksidisebut analisis volumetri. Analisis volumetri dilaksanakan melalui metode titrasi. Salah satu larutan ditempatkan dalam buret yang merupakan larutan penitrasi. Larutan yang satu lagi ditempatkan dalam labu titrasi atau Erlenmeyer, yang merupakan larutan yang dititrasi.

Titrasi yang melibatkan reaksi asam dengan basa disebut titrasi asam- basa atau asidimetri dan alkalimetri.

1)Asidimetri dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan standar asam.

2)Alkalimetri dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan standar basa.

2.4 Derajat Keasaman (pH)

2.4.1 pH Asam- Basa

Air murni tergolong elektrolit yang sangat lemah. Reaksi ionisasi air adalah sebagai berikut: H2O(l) = H+(aq) + OH-(aq). Mengingat reaksinya tergolong reaksi kesetimbangan, maka berlaku hukum kesetimbangan:

K =

Karena

hampir tetap, maka dianggap sebagai tetapan, sehingga dapat dipindah ke ruas kiri. Dengan demikian K.
=
.
. Selanjutnya, K.
disebut tetapan ionisasi air dan ditulis Kw. Kw=
.
. Pada suhu 25°C, harga Kw adalah 1,0 x 10-14. Karena
yang dihasilkan sama dengan
, maka
danmasing- masing dalam air murni
adalah
= 10-7 M.

Asam lemah dan basa lemah dalam air tidak terionisasi sempurna, sehingga

dari asam lemah dan
dari basa lemah, dihitung dari harga tetapan kesetimbangannya. Untuk asam lemah bervalensi satu berlaku:

=
=

Analog dengan asam lemah bervalensi satu, untuk basa lemah bervalensi satu berlaku

=
=
dengana =

2.4.2 Larutan Penyangga (Larutan Buffer/ Larutan dapar)

Larutan Penyangga adalah campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. Contoh CH3COOH dengan CH3COO- dan NH4OH dengan NH4+. Atau dengan kata lain, campuran asam lemah dan garamnya, atau basa lemah dan garamnya.

Sifat Larutan Penyangga

pH larutan penyangga tidak akan berubah, jika:

1. ditambahkan sedikit asam/basa

2. ditambahkan sedikit air (diencerkan)

Penentuan pH larutan Penyangga

Reaksi kesetimbangan asam lemah, berlaku:

Ka=
= Ka .

Mengingat kesetimbangan di atas berlangsung dalam wadah yang sama, maka secara umum pH larutan buffer yang terdiri atas asam lemah dan garamnya dapat dirumuskan sebagai berikut.

pH = - log Ka .

Analog dengan larutan yang terdiri atas asam lemah dan garamnya; pOH larutan penyangga yang terdiri atas basa lemah dan garamnya dapat dirumuskan sebagai berikut.

pOH = - logKb .

Kegunaan Larutan Penyangga


  1. Dalam tubuh manusia terdapat sistem penyangga yang berperan dalam mempertahankan pH, seperti:

    1. Buffer darah, pH darah berkisar 7,35- 7,45. pH darah < 7,35 disebut keadaan asidosis. Jika pH darah lebih kecil dari 7,0 atau lebih besar dari 7,8 ; maka akan menimbulkan kematian. Untuk menjaga agar pH darah tidak banyak berubah, maka dalam darah terdapat sistem penyangga H2CO3 / HCO3-‑.
    2. Bffer cairan tubuh. Dalam cairan sel tubuh terdapat sistem penyangga H2PO4- / HPO42-. Campuran penyangga tersebut berperan juga dalam ekskresi ion H+ pada ginjal

  2. Dalam industri farmasi, larutan penyangga berperan dalam pembuatan obat- obatan, agar zat aktif obat tersebut mempunyai pH tertentu Larutan penyangga yang umum digunakan dalam industri farmasi adalah larutan asam basa konjugasi senyawa fosfat.

2.4.3 Hidrolisis garam

Hidrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa (garam) oleh air. Sifat larutan setelah terjadi hidrolisis tergantung pada kekuatan asam dan basa pembentuk garam tersebut.

Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah dalam air mengalami hidrolisis parsial (hidrolisis terhadap anion), dan larutannya bersifat basa.

Kh =
selanjutnya sama- sama dikalikan
agar didapatkan hasil sesuai dengan tetapan- tetapan yang sudah diketahui, yaitu Ka dan Kw.

Kh =
x

=

Kembali kepada kesetimbangan hdrolisis di atas, konsentrasi OH- yang dihasilkan sama dengan konsentrasi CH3COOH, sehingga:

Kh =

==

pOH = - log

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemahdalam air mengalami hidrolisis parsial (hidrolisis terhadap kation), dan larutannya bersifat asam.

=
dengan pH =- log

Garam yang berasal dari basa lemah dan asam lemahdalam air mengalami hidrolisis total (hidrolisis terhadap kation dan anion), sifat larutannya tergantung pada harga Ka dan Kb. Jika Ka> Kb, maka larutannya bersifat asam; sebaliknya jika Kb >Ka, maka larutannya bersifat basa.

pH =- log

pOH =- log

2.5 Sifat Koligatif Larutan

Koligatif artinya bersama- sama yang berasal dari kata koligeal yang berarti sifat bersama. Jadi sifat koligatif larutan adalah sifat fisik larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel yang tidak dipengaruhi oleh sifat zat.Perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit hanya dikalikan faktor van¢t Hoff (i) terhadap rumusan sifat koligatif larutan non elektrolitnya, kecuali pada penurunan tekanan uap ada perbedaan perhitungan Xterlarut untuk elektrolit.

Sifat Koligatif

Larutan non- elektrolit

Larutan elektrolit

1. Penurunan tekanan uap (DP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun