Mohon tunggu...
I Komang Adi Putra
I Komang Adi Putra Mohon Tunggu... Insinyur - Belajar dan Belajar

Belajar dan Belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Komite Desain Kawasan Danau Toba

26 September 2021   22:17 Diperbarui: 26 September 2021   22:22 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Key Tourism Area (KTA) Kawasan Danau Toba (Sumber Gambar: https://laketoba.travel/toba-masterplan/)

Lebih detail lagi, saya menilik masterplan lainnya yakni Pengembangan Resort di Lahan Zona Otorita Danau Toba yang disusun oleh BPODT. Berbeda dengan masterplan sebelumnya, ruang lingkup kajian ini adalah lahan Zona Otorita seluas ± 386 ha, yang secara geografis lahan ini berada di wilayah administratif Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.

Saya tertarik pada bagian konsep arsitektur sebab menurut opini pribadi ketika saya berwisata ke sebuah daerah, saya amat menikmati suasana bangunan-bangunan khas yang hanya dimiliki oleh daerah itu. Dalam konteks ini, saya ingin mempelajari bagaimana tim penyusun masterplan meramu konsep-konsep arsitektur lokal sehingga dapat menciptakan kesan ruang di daerah ini yang ‘Danau Toba banget’. Kesan khas itu dapat melekat erat di benak saya. Ketika suatu saat saya kangen merasakan suasana itu lagi, saya akan berwisata kembali ke daerah tersebut. Hal ini boleh dikata dengan istilah repeater guest.

Dijelaskan lebih lanjut dalam masterplan ini bahwa rumah Jabu Bolon adalah rumah tradisional Batak yang terdiri dari tiga elemen-elemen esensial, yaitu Banua Ginjang (dunia dewa), Banua Tonga (dunia manusia) dan Banua Toru (dunia alam bawah). Ukiran atau pahatan tradisional, yang disebut Gorga, biasanya terdapat di dinding rumah bagian luar dan bagian depan dari rumah-rumah adat Batak.

Elemen dalam Rumah Jabu Bolon (Sumber Gambar: https://laketoba.travel/toba-masterplan/)
Elemen dalam Rumah Jabu Bolon (Sumber Gambar: https://laketoba.travel/toba-masterplan/)

Alhasil, prinsip dasar desain bangunan telah disusun di dalam masterplan. Beberapa prinsip tersebut dapat kita perhatikan. Pada bagian massa bangunan disebutkan bahwa massa bangunan tidak lebih dari empat lantai. Kemudian, massa bangunan harus mempunyai karakter pilotis, dengan bagian bawah yang terlihat lebih ringan daripada bagian atas. Geometri massa dasar harus sederhana (kotak, persegi panjang) dan dihindari bentuk bulat atau oval.

Selain massa bangunan, hal yang patut diperhatikan adalah konfigurasi atap dan penggunaan material serta warna. Pada konfigurasi atap, bentuk atap pada bangunan utama harus menggunakan desain atap tropis (miring) dengan proporsi atap lebih dominan dibandingkan dengan badan dan kaki, tetapi memiliki artikulasi yang lebih modern. Dari segi penggunaan material dan warna, material finishing bangunan menggunakan material arsitekur lokal (kayu, bambu dan batu) untuk membuat bangunan berpadu harmonis dengan alam. Elemen warna utama yang digunakan adalah hitam, putih dan merah sebagai simbol tradisional. Warna lain dapat digunakan sebagai penambah, namun tetap menggunakan warna natural.

Dan masih banyak lagi prinsip dasar desain bangunan yang dijelaskan di dalam masterplan ini. Hal ini menunjukan bahwa BPODT dan Kemenparekraf memiliki tujuan untuk tetap menjaga keharmonisan serta mengapresiasi karakter lokal, sehingga diharapkan dapat menciptakan pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, ramah lingkungan serta mensejahterakan masyarakat yang ada di Kawasan Danau Toba.

Komite Desain Kawasan Danau Toba

Tadi sudah dijelaskan mengenai masterplan Kawasan Danau Toba dan masterplan Zona Otorita yang berfungsi sebagai guideline pengembangan DSP Toba agar tetap selaras dengan budaya setempat dan dapat menghadirkan atmosfer Heritage of Toba bagi wisatawan.

Lantas, terdapat pertanyaan, bila ada investor yang berminat berinvestasi di Zona Otorita Danau Toba (katakanlah investor tersebut ingin membangun sebuah hotel), bagaimana caranya agar prinsip-prinsip di dalam masterplan dilaksanakan oleh investor? Untuk menjaga implementasi masterplan dapat berjalan, barangkali bisa dibentuk suatu tim komite desain yang berperan mengawal desain investor dari awal sampai dengan bangunan 100% terbangun.

Tim komite desain dapat berasal dari empat unsur, yaitu BPODT, perwakilan adat, pemerintah dan akademisi/tenaga ahli. Masing-masing unsur memiliki peran tersendiri dan terintegrasi dengan tujuan yang sama yaitu menjaga prinsip-prinsip masterplan dilaksanakan oleh investor. BPODT  bertugas sesuai dengan apa yang diamanatkan di dalam peraturan, salah satunya penyusunan masterplan kawasan. Perwakilan adat berperan untuk memastikan desain investor memenuhi budaya setempat. Pemerintah berperan untuk memastikan desain investor memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akademisi/tenaga ahli dapat berasal dari disiplin ilmu arsitektur, sipil dan MEP (mechanical, electrical & plumbing) yang akan fokus mengawal dari sisi arsitektur dan keteknikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun