Mohon tunggu...
Bola Pilihan

Elemen Kejutan di Piala Dunia 2018 bernama Islandia

15 Juli 2018   19:00 Diperbarui: 15 Juli 2018   19:58 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya ingat betul hari itu Sabtu malam di bulan Juni minggu kedua. Saat itu saya tidak sengaja duduk di depan televisi yang menyiarkan siaran langsung Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Argentina dan Islandia. Saya tidak tahu banyak tentang bola, tetapi kalau mendengar nama Argentina, akal saya berkata bahwa tim Tango yang berpeluang besar memenangkan pertandingan tersebut.

Jika sebelumnya sembilan puluh menit pertandingan bola terasa amat bosan bagi saya, namun kali ini berbeda karena kehadiran Islandia yang membuat stadion Spartak menjadi menarik. Reaksi saya ketika Alfred Finnbogason mencetak gol pertama bagi Islandia di menit ke-23? Merinding!

Reaksi saya ketika Hannes Halldorsson mampu menggagalkan eksekusi penalti striker Argentina Lionel Messi? Makin merinding!

Meski pertandingan berakhir imbang 1-1, supporter yang memiliki ciri khas Viking Clap ini tetap bersorak kegirangan karena mampu mengimbangi negara yang telah dua kali meraih juara Piala Dunia ini. Malam itu saya berterima kasih karena disuguhkan pertandingan yang membuat saya pertama kali betah dan saya tersadar bahwa di kegiatan apapun, kondisi apapun, perjuangan adalah abadi.

Sebenarnya apa yang membuat saya kagum pada Islandia pada pertandingan tersebut? La Albiceleste didukung oleh tiga pemain dengan jiwa-jiwa penyerang, yaitu: Lionel Messi, Sergio Aguero dan Angel Di Maria. Dengan tekad kerja ekstra keras Islandia, Argentina mampu dibuat frustasi oleh dinding kokoh yang dibangun oleh pemain Islandia. Alhasil, hingga babak kedua, Islandia mampu mengimbangi tim sekelas Argentina.

Bisa kita sebut inilah 'element of surprise', sesuatu yang tidak kita duga-duga, tetapi nyatanya terjadi pula. Islandia tidak lebih dijagokan dibandingkan Argentina, tetapi tim dengan juru taktik Heimir Hallgrimsson ini mampu membuktikan bahwa mereka patut diperhitungkan.

Islandia dan Perjuangannya

Secara statistik, Islandia bukanlah tempat yang ideal untuk berlatih sepak bola hingga mampu mencetak pemain handal. Suhu di Islandia teramat dingin1. Rata-rata suhu udara pada bulan di musim panas hanya mencapai 10-130C. Di samping itu, matahari tenggelam lebih cepat di bulan Desember sehingga penduduk disana mengalami malam yang panjang, hampir 20 jam. Negara dengan 335 ribu penduduk ini diselimuti salju dan es hampir dua per tiga dalam setahun2.

Terkendala cuaca, tidak menyurutkan semangat penduduk Islandia untuk berlatih. Sebagai siasatnya, negara ini mencurahkan investasi untuk membangun fasilitas indoor untuk berlatih sepak bola selama 15 tahun belakangan1. Asosiasi Sepak Bola Islandia (Knattspyrnusamband slands -- KS) telah mengawasi investasi di sejumlah 30 lapangan sepak bola artifisial yang mana sejumlah 7 diantaranya indoor dan juga telah mengawasi hampir 150 lapangan artifisial yang lebih kecil. Dengan adanya investasi di fasilitas tersebut, kini penduduk dapat berlatih sepanjang tahun. Namun, perjuangan memang tak selalu mudah. Pada tahun 2008, Islandia sempat dilanda krisis ekonomi global yang mana menghentikan proses pembangunan fasilitas olahraga indoor3. Tekad tetap berlanjut ketika krisis global mereda.

Walapun saat ini telah dibangun lebih banyak lapangan sepak bola indoor, latihan juga kerap kali dilakukan di luar ruangan2. Berlatih di luar dengan kondisi yang dingin mampu membangun karakter mereka. Mereka berlatih di luar tidak peduli matahari bersinar ataupun tidak. Inilah kekuatan mental dan keinginan untuk menang yang membawa Islandia ke babak baru dunia sepak bola di negara mereka. Tipikal karakter Islandia.

Sadar bahwa tidak cukup hanya berkutat pada pengembangan dan pembangunan fasilitas olahraga yang memadai, kualitas pelatih juga patut diperhatikan. Hal ini disampaikan oleh Omar Smarasson - media officer KS - bahwa kualitas pelatihan melalui UEFA (the Union of European Football Associations) telah berperan vital dalam membentuk agan negara ini1. Hal tersebut dimulai 15 tahun yang lalu ketika UEFA datang ke negara tersebut untuk pertama kali. Tim yang ada saat ini merupakan buah manis dari sistem tersebut. Hingga tahun 2016, Islandia telah memiliki sebanyak 70% pelatih yang mendapat lisensi pelatih UEFA B dan sisanya 23% telah meraih lisensi A3.

Sempat mengalami titik terendah di tahun 2012, timnas Islandia mulai menunjukkan giginya di bawah bimbingan Lars Lagerback yang merupakan seseorang berkebangsaan Swedia4. Mereka berhasil mengalahkan tim nasional Belanda di babak kualifikasi untuk ajang pertandingan besar pertama mereka, Euro 2016 di Prancis. Di fase grup, mustahil bagi mereka untuk menang bahkan imbang melawan Portugal dan Austria. Akan tetapi, kemustalihan tersebut dihapus, mereka mampu menjadi lolos ke babak 16 besar, dengan meninggalkan Portugal dan Austria di grup F, lalu mampu mengalahkan Inggris - negara dengan populasi 155 kali dibandingkan Islandia - dengan skor 2-1.

Setelah masa itu, pelatih Islandia beralih ke pundak Heimir Hallgrimsson, seorang dokter gigi sekaligus sebagai manager tim nasional Islandia. Hallgrimsson bekerja di sebuah pulau seluas 13 km2 bernama Heimaey, yang mana dihuni kurang dari 5.000 orang1. Enam tahun yang lalu, tim nasional sepak bola Islandia menduduki peringkat ke-131 di dunia, namun saat ini berada di ranking ke-22 di dunia, bahkan mereka pernah mencapai di posisi ke-18 di dunia4.

Asa dari Breidablik

Salah satu tempat untuk mencetak generasi emas Islandia sedari dini adalah Breidablik4. Di dalamnya terdapat lapangan sepak bola artifisial standar internasional, lapangan basket, sarana olahraga tenis meja dan sebuah televisi yang menampilkan film kartun. Semuanya didesain agar siswa nyaman berlatih. Di samping itu, dalam beberapa tahun terakhir, siswa di Islandia dapat memilih sepak bola sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler di sekolah. Ada dua sesi latihan dalam satu hari, yang pertama sebelum kelas regular dimulai dan yang kedua setelah kelas regular selesai2.

Bagaimana caranya untuk ikut begabung di Breidablik? Orangtua membayar biaya tahunan, yang mana disubsidi oleh pemerintah lokal sehingga tidak terlalu membebani penduduk4. Sistem pelatihan adalah sama antara siswa laki-laki dan perempuan, tidak ada perbedaan. Dengan membayar iuran tersebut, siswa akan dilatih penuh bagaimanapun kemampuan mereka, dari umur 6 sampai 19 tahun. Salah satu hasil tempaan di Breidablik adalah Alfred Finnbogason, pemain yang mampu mencetak gol di pertandingan antara Argentina dan Islandia di fase grup di Piala Dunia 2018.

Petur Petursson - seorang pelatih Breidablik UBK, club di mana Finnbogason berlatih di masa mudanya - mengatakan bahwa Islandia bertekad untuk membuat tim lain kewalahan saat bertemu dengan Islandia di Rusia2. Akan tetapi, jika kita mencari pemain bintang di tim di bawah binaan Heimir Hallgrimsson, maka kita tidak akan menemukannya. Mereka memiliki sejumlah pemain kunci seperti Kolbeinn Sigthorsson, Gylfi Sigurdsson atau Alfred Finnbogason. Menariknya,  Hannes Halldorsson - si penjaga gawang - sebelumnya merupakan seorang sutradara sebelum ia berkecimpung ke tim nasional Islandia1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun