Mohon tunggu...
Ikmal Trianto
Ikmal Trianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah mahasiswa setengah pekerja

Tukang nulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Mengatasi Masalah

7 April 2022   10:14 Diperbarui: 4 Januari 2023   22:34 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Freepik

Setiap orang saya rasa tidak ingin menemui masalah atau mendapatinya. Baik itu masalah dengan keluarga, teman, rekan kerja atau masalah yang paling rumit adalah dengan diri sendiri. Manusia cenderung tidak siap berhubungan dengan masalah. Tetapi sebetulnya menghindari masalah itu sendiri merupakan suatu masalah. Otak manusia bekerja dengan konteks bahwa semakin jarang sesuatu terjadi, justru semakin sering kita melihat sesuatu itu. 

Mengapa orang menemukan banyak hal saat tidak ada sesuatu terjadi? Dalam sebuah riset neurosains dan psikologi kognitif menerangkan hal itu adalah bentuk konsekuensi dari cara otak kita memproses informasi. Kita akan terus membandingkan apa yang ada di hadapan kita dengan apa yang terjadi sebelumnya sebagai konteks.

Secara tidak sadar, bahwa dalam otak kita terdapat bagian lobus frontal yang salahsatunya berfungsi berpikir logis, dan memecahkan masalah. Artinya meskipun secara afektif kita memiliki kencenderungan untuk tidak siap dihadapkan pada masalah, koginisi kita akan membantu berpikir mencerna masalah tersebut menjadi bagian-bagian yang dapat diuraikan dan menemui solusi yang dimaksudkan.

Terdapat padanan kata kerja yang digunakan untuk 'menyelesaikan masalah' yakni 'mengatasi' masalah. Dalam kata mengatasi terbagi dalam kata dasar atas serta imbuhan meng-i. Atas berarti bagian yang lebih tinggi. Konteks mengatasi dalam KBBI dapat diartikan sebagai menguasai, baik itu keadaan atau sebagainya, melebihi sesuatu, mengalahkan, bahkan menanggulangi. Dengan kata lain kitapun dirancang untuk mampu menyelesaikan masalah itu sendiri, dengan mampu mengoptimalkan fungsi kerja otak.

Sebagian kita terkadang melupakan kemampuan tersebut. Respon pertama dalam menjumpai masalah adalah meluapkan emosi yang terkadang mengahalangi cara berpikir logis. Masalah adalah bagian dari hukum alam. Bahkan terdapat pepatah yang menyatakan bahwa hidup itu adalah masalah. Yang perlu kita lakukan adalah mengubah perspektif terhadap masalah itu sendiri. Cobalah untuk mulai menerima masalah sebagai bagian dari satu proses perjalanan sampai pada titik tertentu. Masalah adalah ujian pendewasaan dan masalah adalah ujian menuju kesempurnaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun