Mohon tunggu...
Ikhsan Maulana Yusuf
Ikhsan Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar, Mahasiswa biasa. Mahasiswa UM Purwokerto

Hidup adalah tentang awal, mengawalinya dengan tulisan, menulis dulu saja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya Belajar Sambil Eksplorasi Wisata

26 Maret 2020   14:49 Diperbarui: 26 Maret 2020   15:10 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu namanya bukan Bali, akan tetapi Wali Dwipa. Wali artinya persembahan/sembah, dan Dwipa artinya pulau. Secara harafiah Wali Dwipa artinya mempersembahkan sesajen/sajen, karena lebih percaya pada alam semesta. Jadi, apa yang mereka persembahkan pada alam ya itulah bentuk persembahyangannya karena alam adalah bagian terbesar dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 

Beragam cara ibadatnya, salah satu persembahan yang dilakukan setiap hari disebut dengan Canang Sari. Canang berasal dari dua suku kata "Ca" yang berarti indah dan "Nang" yang diartikan sebagai tujuan, tujuan yang dimaksud sesuai dengan kamus yang mereka sebut yaitu kamus Kawi/Jawa Kuno. Sari berarti inti atau sumber. 

Canang Sari merupakan inti dari persembahan walaupun bentuknya kecil dan sederhana. Canang sari tersebut mereka persembahkan dan diletakan didepan rumah. Kita juga bisa menjumpainya di berbagai pura, didepan rumah penduduk, kuil-kuil, atau tempat sembahyang lainnya. Itu bagian dari suatu praktik agama Hindu yang umumnya diamalkan oleh mayoritas suku Bali di Indonesia.

Kelak di kemudian hari, perjalanan ini pasti akan kami rindukan, mengingat pengalaman yang asik dan berdedikasi ini tidak mungkin tergantikan. Menariknya, salah satu destinasi wisata yang ada di Bali yang bernama Puja Mandala. Pertama kali melihat, mata serasa dimanjakan oleh beberapa bangunan megah dan sejuk. Puja Mandala bisa dibilang sentralnya tempat ibadah atau berserah diri kepada Sang Maha Kuasa. 

Puja Mandala menjadi lokasi 5 tempat peribadatan sekaligus dalam satu komplek persis berdampingan, bak teman yang saling berpegangan tangan. 

Terdapat 5 tempat beribadah dengan agama yang berbeda-beda, yaitu: agama Islam dengan bangunan Masjid Agung Ibnu Batutah, agama Kristen Protestan dengan bangunan Gereja Protestan, agama Katolik dengan bangunan Gereja Katolik Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, agama Budha dengan bangunan Vihara Budha Guna, dan agama Hindu dengan bangunan Pura Jagatnantha. Siapa pun pasti terkagum-kagum melihatnya karena ini merupakan wujud toleransi antar umat beragama, dalam masyarakatnya yang majemuk serta multikultural.

Sebagai rakyat terdidik, dan selalu diberi rasa aman nyaman hidup di negara Indonesia, harusnya kita semakin kuat dalam memelihara dan menambah kecintaan terhadap tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun