Tengah malam, saya terbangun dengan perasaan aneh. Bukan karena mimpi ketemu mantan, tapi karena udara di kamar rasanya seperti kulkas yang lupa ditutup.Â
Padahal ini musim kemarau, kenapa mendadak suasananya seperti di pengungsian es krim? Setelah sedikit menggigil sambil merapatkan selimut seperti burrito gagal, barulah saya ingat: ini dia musim bediding.
Bediding---bukan nama band indie, bukan pula istilah gaul anak Tik Tok---adalah fenomena suhu udara yang mendadak dingin di tengah musim kemarau.Â
BMKG bahkan sampai turun tangan menjelaskan bahwa ini akibat angin monsun Australia yang mampir tanpa undangan dan lewat jalur dingin, tepatnya dari Samudra Hindia yang suhu airnya seperti hati mantan: dingin tapi tetap berpengaruh.
Fenomena ini paling terasa saat malam menjelang pagi. Udara jadi lebih dingin dari biasanya, sementara siangnya tetap panas seperti hati yang belum move on. BMKG mencatat suhu bisa turun hingga 22--23 derajat Celsius. Mungkin di Eropa itu hangat, tapi di Indonesia, itu berarti: "Bawa jaket atau jadi es loli."
Nah, karena tidak mungkin terus bersembunyi di balik selimut seperti ninja kesiangan, saya memutuskan untuk berdamai dengan suhu. Caranya? Sarabba, membaca, dan merenung.Â
Tiga aktivitas ini terbukti secara spiritual dan ilmiah membuat musim bediding tak cuma bisa ditoleransi, tapi juga dinikmati.
Mari mulai dari yang pertama: sarabba. Ini bukan mantra sulap, meski efeknya hampir setara. Sarabba adalah minuman khas Sulawesi, semacam bandrek versi upgrade, yang terdiri dari jahe, gula merah, santan, susu, dan bisa juga kuning telur kalau sedang ingin merasa seperti pejuang.Â
Dibuat dengan direbus perlahan sambil diaduk penuh cinta---atau setidaknya sambil menghindari gosong---sarabba adalah pelukan dalam bentuk cair. Satu tegukan, dan tubuh mulai hangat. Dua tegukan, dan hidup terasa masuk akal kembali.
Sarabba ini cocoknya ditemani pisang goreng, atau kalau stok dapur lagi suram, roti tawar pun cukup. Kombinasi ini ampuh membuatmu lupa bahwa udara di luar bisa bikin jemuran kedinginan. Sensasi rempahnya membuat tubuh tidak cuma hangat, tapi juga semangat. Siap untuk melangkah ke aktivitas berikutnya: membaca.