Mangge Kai  menyandarkan kepala di jendela kereta, matanya menari-nari mengikuti irama rintik hujan yang mengetuk kaca.
Di luar, langit Jawa Barat sedang menggoda: awan-awan gemuk bergulung seperti kapas yang dijahit longgar, sesekali menyibak cahaya matahari yang memantulkan kilau emas di hamparan sawah.
Kereta Panoramic jurusan Bandung-Garut itu melengking pelan, seolah berbisik, "Jangan terburu-buru, nikmati aku selagi bisa."Â
Mudik lebaran tahun ini, Mangge Kai memilih naik kereta api dari Jawa Barat ke Jawa Timur dalam program KAI Angkutan Lebaran 2025.
"Mas, kopinya tumpah!" teriak seorang perempuan di sebelahnya.Â
Dia menoleh. Secangkir kopi bergoyang di nampan, cairannya menggenang seperti danau mini. Perempuan itu tersipuk, wajahnya merah merona bak bunga sepatu.
Mangge tertawa lebar, "Kalau tumpahnya sampai ke lantai, bisa jadi kita punya sungai darurat, Non."Â
Perempuan itu mengibaskan tangan, "Hush! Malu saya. Namaku Seli. Bukan 'Non'."Â
"Wajar saja tersipu," pikir Mangge sambil menatap pemandangan di luar.
Jalur rel Daop 2 Bandung memang terkenal akan keindahannya. Tanpa perlu berjalan kaki, dari balik jendela kereta ia bisa menyaksikan perbukitan hijau yang menjulang bak raksasa bersandar, sawah terbentang seperti permadani mosaik, dan lembah-lembah yang dihiasi sungai berkelok.Â