Pernahkah Anda lupa meletakkan kunci motor, salah menyebut nama teman, atau tiba-tiba blank saat sedang presentasi? Tenang, itu bukan tanda kiamat---hanya otak yang sedang mengingatkan: "Hei, rawat aku dong!" Seiring bertambahnya usia, risiko penurunan kognitif memang meningkat.
Tapi jangan khawatir, para neurologis (ahli saraf) punya rahasia sederhana untuk menjaga otak tetap cemerlang hingga tua nanti.
Kabar baiknya? Kita tak perlu jadi pertapa atau hidup serba sempurna. Cukup lakukan hal-hal kecil yang---jujur saja---sebenarnya sudah sering kita dengar, tapi sering diabaikan.Â
Dr. Suzanne O'Sullivan, neurologis di National Hospital for Neurology and Neurosurgery London, bilang, "Semua hal bijak yang baik untuk tubuh, baik juga untuk otak."
Saat muda, kita bisa begadang seminggu demi deadline atau makan mi instan tiap malam. Tapi begitu masuk usia 30-an, otak mulai 'protes'.
"Semakin tua, gaya hidup saya justru semakin sehat," akunya. Jadi, apa saja yang dilakukan para ahli saraf untuk menjaga otak mereka sendiri?Â
1. Jangan Remehkan Tidur (Tapi Jangan Panik Kalau Kadang Insomnia)Â
"Tidur nyenyak dimulai dari pagi hari," kata Dr. Faye Begeti, neurologis Oxford University. Bangun di jam yang sama tiap hari---meski weekend---adalah kunci.
Jika kurang tidur, cukup tambah 60-90 menit, bukan tidur sampai siang bolong. Dr. Richard Davenport, ahli saraf Edinburgh, menambahkan, "Tidur adalah waktu bagi otak untuk 'beres-beres', membuang protein sampingan yang bisa memicu penyakit degeneratif."
Tapi jika suatu malam Anda gelisah karena tak bisa tidur, jangan stres! Begeti mengingatkan, "Stres justru lebih berbahaya untuk otak."Â