Ketika pemerintah mengumumkan pemangkasan anggaran sebagai langkah efisiensi, publik cenderung bereaksi dengan dua sikap berbeda: ada yang optimis bahwa anggaran negara akan lebih terkelola, dan ada yang skeptis bahwa pemangkasan ini hanya akan melahirkan persoalan baru.
Faktanya, kebijakan efisiensi anggaran kerap berakhir menjadi ilusi. Hemat di atas kertas, tapi di kenyataan justru mendorong biaya tambahan yang lebih besar.
Fenomena ini sejalan dengan Paradoks Jevons, di mana peningkatan efisiensi justru dapat meningkatkan konsumsi total.
Ditemukan oleh William Stanley Jevons pada 1865, paradoks ini mengungkap bahwa peningkatan efisiensi teknologi justru berpotensi meningkatkan konsumsi sumber daya secara keseluruhan.
Misalnya, ketika teknologi kendaraan semakin hemat bahan bakar, masyarakat cenderung lebih sering menggunakan kendaraan pribadi, sehingga konsumsi BBM justru naik. Prinsip yang sama bisa terjadi dalam kebijakan pemangkasan anggaran negara.
Paradoks ini bukan sekadar teori usang. Ia hidup dalam kebijakan kontemporer, ambil contoh efisiensi anggaran operasional kantor pemerintah.
Kebijakan ini mencakup pengurangan anggaran perjalanan dinas, seminar, dan konsumsi listrik di kantor dengan menerapkan sistem kerja hybrid (Work From Office [WFO] 3 hari, Work From Anywhere [WFA] 2 hari). Tujuannya jelas: menghemat biaya operasional.
Namun, dalam praktiknya, efisiensi ini bisa menimbulkan pengeluaran tambahan. Karyawan yang bekerja dari luar kantor mungkin harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk internet, listrik, atau bahkan menyewa tempat kerja seperti kafe atau coworking space. Jika perusahaan memberikan tunjangan atau reimburse untuk biaya tersebut, maka penghematan yang diharapkan justru menjadi sia-sia.
Hal serupa terjadi pada pemangkasan anggaran infrastruktur dan layanan publik. Mengurangi anggaran untuk perbaikan jalan atau drainase, misalnya, mungkin terlihat sebagai penghematan.
Namun, dalam jangka panjang, jalan yang tidak diperbaiki bisa menyebabkan lebih banyak kecelakaan atau kemacetan, yang pada akhirnya meningkatkan biaya sosial dan ekonomi. Begitu pula dengan pemotongan anggaran kesehatan atau pendidikan.