Kota Palu tengah bersiap mengukir sejarah baru dalam lembaran pembangunan nasional dengan visi ambisius menjadi global city pada tahun 2045.
Visi yang tidak hanya menggugah imajinasi, tetapi juga menuntut transformasi mendasar dalam tatanan ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi.
Di balik semangat membara itu, terselip pertanyaan kritis: apakah ambisi tersebut sejalan dengan realitas yang ada di lapangan? Ambisi ini terdengar megah, namun apakah benar realistis? Ataukah sekadar menjadi utopia di atas kertas kebijakan?
Pemerintah Kota Palu melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 telah menggagas serangkaian program strategis untuk mengantarkan Palu ke panggung global.
RPJPD Kota Palu 2025-2045 memiliki visi besar untuk menjadikan Kota Palu sebagai Global City pada tahun 2045.
Dalam sebuah Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Ulujadi, pada Senin (10/2) Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu, Arfan, menegaskan perlunya partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan mewujudkan visi ini.
Menurutnya, pembangunan daerah harus melibatkan berbagai pihak dengan perencanaan yang matang agar Palu bisa menjadi kota tujuan yang menarik bagi semua kalangan.
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa pemerintah menyadari bahwa transformasi menjadi kota global tidak bisa dilakukan secara top-down semata, melainkan membutuhkan sinergi antara aparat, pelaku usaha, dan masyarakat luas.
Di ranah global, kota yang berhasil menembus batasan nasional dikenal sebagai global city, yakni kota yang menjadi pusat dalam jaringan ekonomi internasional, memiliki infrastruktur kelas dunia, serta daya tarik multikultural yang mampu menggerakkan modal, ide, dan inovasi. Kota-kota seperti New York, London, Tokyo, dan Paris sudah menjadi contoh nyata dari fenomena tersebut.
Dalam konteks itu, Palu diharapkan bisa menyerap aspirasi global dengan interaksi yang intens dengan warga negara lain, melintasi berbagai bidang mulai dari ekonomi, sosial budaya, hingga agama.