Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Senjata Dagang Trump, Menaklukkan Dunia atau Menjerat Diri?

4 Februari 2025   21:01 Diperbarui: 5 Februari 2025   23:43 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: JIM LO SCALZO/EPA-EFE via kompas.com)

Dalam lanskap ekonomi global yang kian bergejolak, ancaman tarif menjadi senjata favorit Presiden Donald Trump untuk menekan negara-negara mitra dagangnya.

Baru-baru ini, Trump kembali menggunakan taktik ini terhadap Kanada dan Meksiko, meskipun kemudian memberikan jeda 30 hari untuk negosiasi lebih lanjut.

Meskipun tampaknya memberi ruang bagi diplomasi, langkah ini tetap meninggalkan ketidakpastian bagi pasar global, pelaku bisnis, dan investor.

Kebijakan ini bukanlah hal baru. Sepanjang masa kepemimpinannya, Trump kerap menggunakan tarif sebagai alat negosiasi, baik terhadap Tiongkok, Uni Eropa, maupun negara-negara di Amerika Utara.

Alasannya bervariasi, mulai dari mengurangi defisit perdagangan hingga menekan negara lain agar memenuhi tuntutan kebijakan imigrasi dan pemberantasan narkoba. 

Namun, di balik retorika Trump tentang "keadilan perdagangan," banyak ekonom dan pengamat internasional melihat langkah ini sebagai upaya proteksionisme agresif yang bisa memicu ketegangan ekonomi lebih luas.

Penundaan tarif yang diberikan kepada Kanada dan Meksiko, misalnya, dilakukan setelah kedua negara menyetujui sejumlah tuntutan AS, termasuk peningkatan keamanan perbatasan dan langkah konkret melawan perdagangan narkotika.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, bahkan mengumumkan pembentukan satuan tugas bersama AS-Kanada untuk memberantas kartel narkoba. Di sisi lain, Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, setuju menambah 10.000 anggota Garda Nasional untuk mengamankan perbatasan.

Meski tampaknya berhasil memaksa Kanada dan Meksiko untuk memenuhi keinginannya, ancaman tarif Trump tetap menjadi sumber keresahan global. Bahkan, meskipun ketegangan dengan dua negara tetangga utama AS ini mereda, Trump masih bersiap untuk menerapkan tarif baru terhadap Uni Eropa dan Tiongkok.

Dengan pendekatan ini, dunia masih belum bisa bernapas lega dari kemungkinan perang dagang jilid kedua.

Dampak dari kebijakan ini pun tak bisa diabaikan. Kajian dari Tax Foundation, Tax Policy Center, dan Peterson Institute for International Economics menunjukkan bahwa tarif impor yang tinggi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi AS sendiri, menekan pendapatan masyarakat, serta memicu kenaikan harga barang konsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun