Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Selamat datang di media masa seputar perkembangan ilmu pengetahuan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dampak Gentle Parenting terhadap Perilaku Sosial Anak di Lingkungan Sekolah

28 Februari 2025   02:45 Diperbarui: 28 Februari 2025   02:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sekolah (Sumber: Rani Nurlaela Desandi via istockphoto)

Gentle parenting adalah metode pengasuhan yang menekankan empati, komunikasi terbuka, dan disiplin positif tanpa hukuman keras. Pendekatan ini berusaha membangun hubungan yang penuh kasih sayang antara orang tua dan anak, dengan tujuan membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang baik. Salah satu aspek penting yang dipengaruhi oleh pola asuh ini adalah perilaku sosial anak di lingkungan sekolah, termasuk cara mereka berinteraksi dengan teman sebaya, guru, dan lingkungan sekitarnya.

Perilaku sosial anak di sekolah sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan di rumah. Penelitian oleh Kochanska et al. (2001) menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan pengasuhan yang penuh kasih sayang dan dukungan cenderung lebih kooperatif, memiliki tingkat empati yang tinggi, dan lebih mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Anak-anak yang dibesarkan dengan gentle parenting sering kali memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik, yang membantu mereka membangun hubungan yang positif dengan teman sebaya.

Anak-anak yang mendapatkan pengasuhan berbasis empati lebih cenderung menunjukkan perilaku prososial di sekolah. Studi oleh Eisenberg et al. (2006) menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan dukungan emosional dari orang tua mereka lebih sering menunjukkan perilaku menolong, berbagi, dan peduli terhadap perasaan orang lain. Hal ini sangat penting dalam membentuk lingkungan sekolah yang harmonis dan mendukung.

Selain itu, gentle parenting mengajarkan anak untuk memahami emosi mereka sendiri dan emosi orang lain. Hal ini berkontribusi terhadap kemampuan anak untuk mengatasi konflik sosial dengan cara yang lebih positif. Menurut penelitian Denham et al. (2003), anak-anak yang memiliki regulasi emosi yang baik lebih mampu menghindari perilaku agresif dan lebih mudah menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang damai.

Kepercayaan diri juga menjadi salah satu faktor yang berkembang dengan baik pada anak yang dibesarkan dengan gentle parenting. Ketika anak merasa dihargai dan didengar oleh orang tua mereka, mereka cenderung lebih percaya diri dalam mengekspresikan pendapat dan berpartisipasi dalam aktivitas sekolah. Studi oleh Morris et al. (2007) menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa aman secara emosional di rumah lebih cenderung aktif dalam kegiatan sosial dan akademik di sekolah.

Gentle parenting juga membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang terbuka terhadap diskusi dan negosiasi cenderung lebih mahir dalam mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat. Hal ini berkontribusi terhadap hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik yang berlebihan di sekolah.

Salah satu tantangan yang sering dihadapi anak di sekolah adalah tekanan sosial dan perundungan (bullying). Anak-anak yang memiliki keterampilan regulasi emosi yang baik lebih mampu menghadapi situasi sulit dengan cara yang lebih konstruktif. Menurut penelitian oleh Olweus (2010), anak-anak yang memiliki dukungan emosional dari keluarga lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi pelaku atau korban perundungan di sekolah.

Lingkungan sekolah yang penuh dengan tekanan akademik juga bisa menjadi tantangan bagi anak. Gentle parenting membantu anak mengembangkan mekanisme koping yang lebih baik, sehingga mereka lebih mampu menghadapi stres akademik tanpa mengalami dampak negatif yang berlebihan. Studi oleh Compas et al. (2001) menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki keterampilan mengatasi stres yang baik lebih mampu mengelola beban akademik dan memiliki kesejahteraan mental yang lebih stabil.

Selain hubungan dengan teman sebaya, gentle parenting juga berdampak pada hubungan anak dengan guru. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang menekankan komunikasi terbuka cenderung lebih menghormati otoritas dan lebih mudah bekerja sama dengan guru mereka. Menurut penelitian Wentzel (1997), anak-anak yang memiliki hubungan positif dengan guru mereka lebih cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik dan menunjukkan perilaku yang lebih disiplin di sekolah.

Keberhasilan sosial anak di sekolah juga bergantung pada kemampuan mereka dalam mengelola frustrasi dan menyelesaikan masalah. Gentle parenting mengajarkan anak untuk berpikir kritis dalam menghadapi tantangan sosial, yang membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana. Studi oleh Blair dan Razza (2007) menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki keterampilan eksekutif yang baik lebih mampu mengendalikan impuls mereka dan lebih sukses dalam beradaptasi dengan tuntutan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun