Setiap tahun, sebelum bulan Ramadhan tiba, suasana belanja sudah terasa begitu meriah. Meski puasa belum dimulai dan Lebaran masih jauh di depan mata, masyarakat mulai berduyun-duyun memenuhi pusat perbelanjaan dan platform e-commerce. Dari bahan makanan, pakaian, hingga perlengkapan ibadah, semuanya mulai diburu. Fenomena ini bukan hal baru, tetapi setiap tahunnya selalu ada peningkatan aktivitas belanja yang signifikan.
E-commerce pun tak mau ketinggalan momen. Diskon besar-besaran, cashback, hingga gratis ongkir menjadi senjata utama untuk menarik minat konsumen. Tak perlu keluar rumah, cukup duduk santai dengan ponsel di tangan, berbagai kebutuhan bisa langsung dipesan dan diantar ke rumah. Kenyamanan ini semakin membuat banyak orang beralih dari belanja konvensional ke belanja digital.
Namun, meskipun belanja online semakin populer, mall dan pusat grosiran tetap ramai. Ada kepuasan tersendiri ketika bisa memilih barang langsung, melihat kualitasnya, dan menawar harga di pasar tradisional. Bagi sebagian orang, belanja langsung memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan dibandingkan hanya melihat foto produk di layar.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kebiasaan belanja masyarakat menjelang hari-hari besar memang mengalami perubahan. Jika dulu orang lebih banyak berbelanja mendekati hari H, kini persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari. Salah satu alasannya adalah menghindari lonjakan harga yang sering terjadi menjelang Ramadhan dan Lebaran.
Kenaikan harga menjelang hari besar memang sudah menjadi hal yang lumrah. Bahan pangan seperti daging, beras, gula, dan minyak goreng biasanya mengalami kenaikan drastis karena permintaan yang melonjak. Oleh karena itu, banyak orang memilih untuk mencicil kebutuhan lebih awal agar tidak terkena dampak inflasi musiman.
Di sisi lain, e-commerce yang terus memberikan diskon membuat orang cenderung lebih konsumtif. Potongan harga dan promo menarik sering kali membuat seseorang membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Akibatnya, pengeluaran justru membengkak tanpa disadari.
Untuk menghindari keborosan, penting untuk memiliki strategi belanja yang bijak. Salah satunya adalah dengan membuat daftar kebutuhan sebelum berbelanja. Dengan begitu, fokus akan tetap pada barang yang benar-benar diperlukan dan mengurangi kemungkinan membeli barang impulsif.
Selain itu, membandingkan harga juga menjadi trik penting. Jangan langsung tergiur dengan promo di satu platform, tetapi coba bandingkan harga di tempat lain. Kadang-kadang, harga setelah diskon di satu tempat masih lebih mahal dibanding harga normal di tempat lain.
Menentukan anggaran belanja juga sangat membantu. Dengan menetapkan batas pengeluaran, seseorang bisa lebih disiplin dalam berbelanja dan menghindari utang konsumtif yang tidak perlu. Ingat, Ramadhan dan Lebaran seharusnya menjadi momen kebersamaan, bukan saatnya terjebak dalam tekanan finansial akibat belanja berlebihan.
Bagi yang masih suka berbelanja langsung di pasar atau grosiran, datang lebih awal bisa menjadi solusi untuk menghindari keramaian. Selain lebih nyaman, stok barang juga masih banyak sehingga pilihan lebih beragam. Selain itu, belanja pagi hari biasanya memberikan kesempatan mendapatkan harga lebih murah dibandingkan sore atau malam hari.