Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan Mandor

6 Desember 2022   06:13 Diperbarui: 6 Desember 2022   06:36 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


1/
dan entah kali ke berapa ia menghitung
ulang setiap preminya
padahal malam begitu larut dan
tak banyak waktu untuk diselamatkan
sebelum pagi membawakan cuka bagi matanya

ia mulai merebahkan lelahnya
namun ia masih menatap langit-langit
ada suar mata yang meleleh dan
meneteskan kepedihan masa silam yang
ia pikul di pundak parubayanya

"Ah, aku akan berusaha lebih keras lagi."
lalu katanya menguap
pikirannya terbiar lelap

2/
di jalan pagi yang terlalu dini
ia menjadi kabut pertama yang
menggenggam ayat-ayat sunyi dan
butiran embun yang menyimpan resah di
setiap tadah doa-doanya

ada mimpi yang tak pernah tamat
sedang pagi telah menyuguhkan kenyataan

3/
ia menyukai tengah hari dan makan siang
sebab ia bisa menikmati peluh payahnya dalam
sebungkus nasi lengkap dengan lauk-pauk yang
telah dingin dan seadanya

dan di dalam termos kecil yang ia bawa
selalu ada kehangatan yang menjadi jeda dari
setiap langkah kaki yang memapah remah-remah asa

layaknya secangkir kopi
ia menerima segala pahit dan manisnya kehidupan

4/
di senja yang biasa di ujung hari
matahari seperti tergesa-gesa tenggelam dan
malam datang menggenggam sunyi
sedang ia menjadi kabut senja perkebunan yang
menghantarkan kumandang seruan-seruan tuhan

seperti senja
hidup baginya hanyalah masa peralihaan
dari keberangkatan menuju kepulangan
dari tempat singgah menuju rumah keabadian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun