Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Indah di Langit-langit yang Basah

31 Mei 2019   12:55 Diperbarui: 31 Mei 2019   12:59 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

"Kau jangan pernah menaruh hati padaku, Hamdi. Aku hanya wanita asing bagimu. Terlalu cepat untuk menjalani semua ini."

Hamdi masih ingat, ucapan pertama wanita itu saat ia mulai intens mendekatinya.

"Biarlah semuanya mengalir apa adanya, Fit. Jodoh bukan kita yang mengatur."

Ingin rasanya Hamdi menuntut tanggapan dari wanita itu, tetapi justru Fitri terbungkam. Sorot matanya sayu, seperti lembayung senja pada sore yang bermuram durja.

Tidak ada percakapan lagi. Hamdi ingin memaksa, tetapi lagi-lagi, Fitri memasang perisainya.

****

"Bodoh ... kenapa kau keras kepala sekali?" Fitri melepas payung begitu saja, lalu kembali menghambur tangisnya di tengah hujan. Seulas senyum getir menghiasi bibir.

Hamdi menegakkan kepala, dengan mata berbinar, ia berucap, "Kau kembali artinya kau peduli." Ditutupnya dengan tawa yang bercampur getir, terdengar aneh sekali.

"Tidak, aku akan menunjukkan suatu alasan bahwa aku tak pantas untukmu, tidak lebih." Fitri lagi-lagi tak sanggup melihat wajah Hamdi. Wajah tak berdosa itu kian membuatnya bersalah.

Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun