Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Viral Farel dan Perjalanan Hobby Saya

30 Agustus 2022   01:47 Diperbarui: 30 Agustus 2022   01:55 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Media sosial jadi melek informasi
Terlalu antusias kurang validasi
Niat baik gerak cepat
Celakanya itu hanya hoaks
Akhirnya yang ada malah menambah kegaduhan

Damai...damai...
Mari kita berdamai
The new normal

Dalam menyambut Idul Fitri untuk pertama kalinya selama Covid berlangsung tentu saya bisa merasakan empati. Bagaimana suka cita dalam fenomena mudik, berita kemacetan arus mudik tak lagi kita jumpai di berita TV. Yang ada adalah pemblokiran jalan-jalan, pelabuhan dan bandara untuk mencegah mobilitas orang.

Ada yang sudah di tol Cikampek langsung dihalau untuk kembali ke Jakarta. Maka pada Mei 2020 saya membuat lirik "Ku Berserah". Lirik yang saya anggap "religius" ini memberi keyakinan atas kuasa dan kebesaran Tuhan pencipta alam semesta. Jika Tuhan berkehendak maka tak satupun manusia yang bisa menolak. Doa saya agar kembali alam semesta bersahabat, Covid menjauh dari kehidupan manusia.

KU BERSERAH

Oh Tuhan yang maha kuasa
Menjadikan yang tiada menjadi ada
Jika atas kehendakmu apapun bisa terjadi
Hambamu berserah kepadamu

Oh Tuhan yang maha pemurah
Terimakasih atas segala anugerahmu
Maafkanlah hambamu yang kurang bersyukur
Ku tak ragukan kuasa dan kemurahanmu

Tidak bermaksud lancang
Ijinkan hamba memohon
Kabulkanlah permintaan hamba yang berdosa ini

Jadikanlah dunia ini
Tempat yang damai saling mengasihi
Tegurlah kesombongan kami karena merundung

Ingatkanlah kami saat ingkari kemanusiaan
Agar semesta kembali bersahabat

Pada bulan Mei 2020 dalam menyambut peringatan Hari Lahir Pancasila saya terinspirasi untuk mendiskripsikan perjalanan bangsa sejak masih dalam cengkraman kolonialisme yang masih bernama Hindia Belanda. Masa penindasan itu dialami oleh leluhur kita dengan berkorban nyawa untuk mencapai sebuah bangsa yang merdeka. Lalu kemudian muncul nama Indonesia.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun