Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Berharap Dibangun Jalan Bypass Tejakula-Sukasada-Seririt

9 September 2019   09:44 Diperbarui: 9 September 2019   09:45 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wacana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang telah bergulir sejak tahun 2010 diharapkan bukan menjadi jualan politik yang sarat tarik menarik kepentingan. 

Demikian dikatakan Ketua Umum DPP Barisan Penegak Trisakti Bela Bangsa (Banteng Indonesia), I Ketut Guna Artha sebagai putra asli daerah Buleleng."Ya..wacana ini saya ikuti sejak tahun 2010. Kami mendukung rencana pembangunan tersebut sepanjang memberi dampak ekonomi kepada kesejahteraan masyarakat.

Tentu hal ini sejalan dengan program Nawacita yang Indonesia sentris.

Kita ketahui bahwa Bali telah bertumbuh dari kontribusi sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi domistik selain pertanian. Yang membedakan dengan destinasi daerah lainnya adalah faktor budaya. Namun kebudayaan dan kearifan lokal tanpa kesejahteraan adalah mustahil. Pertumbuhan ekonomi tanpa distribusi kesejahteraan akan menjadi beban sosial.

Dalam konteks pembangunan Bali, ketimpangan Bali Selatan dengan Bali Utara, Timur dan Barat perlu solusi komprehensif pengelolaan Bali sebagai satu kesatuan yakni one island, one policy.

Walaupun sekarang era otonomi daerah, namun mengelola Bali sebagai daerah yang terbuka, milik dunia dibutuhkan kearifan.
Saya berharap Gubernur Bali, Wayan Koster mampu menjadi konduktor, mengkoordinir Bupati/Walikota se Bali sebagaimana visinya. Sehingga tidak lagi ada ego kekuasaan dalam mengelola Bali.

Secara histori diawal kemerdekaan, Singaraja (ibukota Kabupaten Buleleng) pernah menjadi ibukota provinsi Sunda Kecil yang meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Barat Daya hingga Kepulauan Tanimbar (Maluku). Singarajalah menjadi awal pusat pendidikan sebagai provinsi ke delapan saat Indonesia baru merdeka.

Dengan demikian tidaklah berlebihan jika Singaraja (Buleleng) saat ini memang butuh perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat baik dari sisi kebijakan maupun belanja proyek dari dana APBN.

Saya berterimakasih proyek jalan pintas Mengwitani - Singaraja yang dibiayai APBN ditargetkan selesai akhir 2019.

Harapan saya tahun 2020 Presiden Jokowi memberikan tambahan proyek untuk membangun jalan baru (4 lajur) yang menghubungkan Pura Ponjok Batu (Kecamatan Tejakula) - Terminal Sukasada - Seririt seperti jalan by pass Prof Ida Bagus Mantra yang membentang dari Denpasar hingga Klungkung.

Dengan dukungan jalan baru tersebut dan terkoneksi dengan jalan pintas Mengwitani - Singaraja maka pembangunan Bandara Bali Utara dapat segera direalisasikan melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) tanpa mengganggu APBN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun