Mohon tunggu...
KKM SELOKAJANG 2021
KKM SELOKAJANG 2021 Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

KKM - DR UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2021-2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memperkuat Desa di Tengah Pandemi Covid-19

8 Mei 2020   20:13 Diperbarui: 8 Mei 2020   20:39 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Kebonagung | dokpri

Desa Kebonagung merupakan desa yang terletak di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Desa ini termasuk desa yang cukup luas dan telah berdiri cukup lama yang terdapat kurang lebih dari 3000 penduduk jiwa. Kenapa desa ini dinamakan Desa Kebonagung? Pada zaman dahulu desa ini merupakan hutan yang sangat lebat. Adapun orang yang pertama kali memulai kehidupan di Desa Kebonagung untuk babat yaitu dua pasang suami istri. Menurut sejarah mereka awalnya hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. 

Suatu hari mereka sampai di hutan kebonagung. Mereka memulai kehidupan baru di wilayah kebonagung dengan mencoba menanam tumbuh-tumbuhan dan menjadikan Desa Kebonagung menjadi sawah. Dari tahun ke tahun mereka merasa penanamannya menghasilkan tanaman yang baik, tumbuh subur, dan lebat. 

Hasil panennya pun setiap tahun selalu melimpah sebab tanahnya yang subur dan pengairannya mudah didapat. Oleh karena itu, desa ini dinamakan dengan Desa Kebonagung, dengan artian suatu Kebon atau pekarangan yang hasilnya Agung atau besar/banyak. Lama kelamaan daerah tesebut penghuninya semakin banyak dan akhirnya menjadi suatu desa yaitu Desa Kebonagung.

Setelah sekian lama berdiri Desa ini tetap menjadi desa yang ramai, rukun, dan sejahtera. Mengenai situasi saat ini (April/2020) telah muncul dengan adanya Virus Corona yang telah menggemparkan seluruh dunia. Virus yang muncul pertama kali dari Kota Wuhan, China dianggap virus yang sangat berbahaya karena virus ini melakukan penyebaran dari manusia satu ke manusia yang lain dengan sangat cepat. Sehingga pemerintah menerapkan kebijakan bagi warga untuk melakukan work from home, social distancing, dan physical distancing untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona.

Situasi ini membuat perangkat Desa Kebonagung bergerak cepat diawali dengan pembuatan poster yang di tempel di balai desa dan di tempat-tempat yang strategis untuk menyadarkan warga akan bahayanya pandemi COVID-19 ini agar warga dapat menghindari kerumunan dalam jumlah yang besar. Pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19 ini menjadi tugas untuk kita bersama.

Tidak hanya itu, Pemerintah Desa juga melakukan penyemprotan disinfektan pada setiap rumah yang dilakukan setiap seminggu sekali. Warga dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan mencuci tangan setelah melakukan aktivitas baik di dalam maupun di luar ruangan dengan menyediakan tempat untuk mencuci tangan serta sabun di depan rumah.

Bagi warga Desa Kebonagung yang baru pulang dari luar kota atau pun luar negeri harus lapor kepada Kepala Desa dan dihimbau untuk melakukan isolasi diri di rumahnya masing-masing. Saat malam hari, di Desa Kebonagung pernah dilakukan patroli masal yang dilakukan oleh Polisi dan Perangkat Desa serta diberlakukan penutupan jalan di perbatasan desa. Untuk memperketat warga setempat dan juga pengunjung yang keluar masuk kampung. Tetapi, langkah tersebut hanya berlangsung selama beberapa hari.

Saat akan memasuki bulan Suci Ramadhan, warga selalu mengadakan genduri megengan untuk menyambut bulan Suci Ramadhan. Tetapi, untuk genduri megengan tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya setiap rumah biasa mengundang lebih dari 50-an orang untuk tahun ini perangkat desa hanya memperbolehkan untuk mendatangkan para undangan tidak boleh lebih dari 10 orang. 

Tidak hanya itu, setiap tahun warga biasa mengadakan santunan anak yatim dan tahlil akbar di pemakaman Desa Kebonagung. Tetapi, untuk tahun ini acara tersebut ditiadakan karena acara tersebut bisa mendatangkan seluruh penduduk asli desa dan sebagian penduduk dari luar desa.

Di ramadhan tahun ini benar-benar berbeda dengan ramadhan sebelumnya. Meski suasana pandemi COVID-19 belum berhenti, sebagian warga berusaha menjalani ibadah di bulan suci ini dengan hikmat. Dari perangkat Desa Kebonagung tetap menghimbau warga untuk melakukan sholat tarawih berjamaah di rumah bersama keluarga masing-masing. Tetapi, masih ada juga warga yang tetap melaksanakan sholat tarawih di masjid dan tetap harus menggunakan masker. 

Saat ini persediaan masker semakin terbatas dari perangkat desa juga membagikan masker untuk warga agar digunakan saat keluar rumah. Dan sekarang pun tempat penjualan makanan sudah tidak seramai dulu lagi, biasanya di sore hari banyak warga yang ngabuburit sekarang pun berubah menjadi sepi. 

Hal yang biasa ditunggu-tunggu biasanya orang-orang memanfaatkan untuk bisa bertemu dan berkumpul bersama kerabat atau pun teman-temannya dengan mengadakan acara buka bersama. Tetapi kini acara buka bersama ditiadakan dan tetap harus melakukan buka bersama di rumah masing-masing.

Oleh karena itu, Mari kita sambut bulan yang suci dan penuh barokah ini sebagai momen untuk memutus rantai penularan COVID-19 demi keselamatan diri, dan orang-orang di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun