Mohon tunggu...
ike dewi purwanti
ike dewi purwanti Mohon Tunggu... Konsultan - Candidate MBA

Menulis bukan sebuah hobi tapi menulis adalah sebuah rasa ingin belajar lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Praktisi dan Akademisi

2 Mei 2017   21:54 Diperbarui: 2 Mei 2017   22:01 18454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini hanya sebatas ungkapan atas pengalaman yang dirasakan selama menjadi seorang mahasiswa yang mendapatkan dua pengajar yang notabene seorang praktisi dan akademisi. Dimana perbedaaan itu didapatkan saat pembelajaran di dalam kelas, tulisan ini bersifat argument yang berdasarkan pengalaman pribadi penulis jika ada ketidakasamaan persepsi mohon diluruskan karena sebuah pengalaman dan tulisan berusaha diciptakan tidak dalam satu sudut pandang namun jika ada sisi sudut pandang yang berbeda disitulah seninya.
Dalam dunia pendidikan mungkin dan sering kali nama praktisi dan akademisi itu sering terdengar profesi praktisi merupakan seorang pelaksana atas suatu bisnis bisa jadi dia seorang pelaksana kegiatan bisnis sebuah perusahaan. Lalu apa yang dimaksud akademisi adalah seorang yang bergelut di suatu bidang keahlian namun lebih banyak berorientasi pada dunia pendidikan, seperti seorang dosen , guru.dari penjelasan diatas timbulah perbedaan makna dan juga bidang yang atas praktisi dan akademisi.
Pada kenyataanya hidup memang selalu memberikan kita banyak perbedaan, ada hitam , putih , baik dan buruk, sedih, dan bahagia dan masih banyak perbedaan dalam istilah kehidupan yang berpasang – pasangan dan juga berkaitan dalam artiannya , itulah kenyataan dari sebuah kehidupan yang penuh kontroversi didalamnya.
Seperti hal-nya praktisi dan akademisi yang berbeda arti dan berbeda penerapannya dalam kehidupan, namun praktisi dan akademisi adalah dua hal yang seharusnya bisa berkorelasi dan melengkapi, kenapa dibilang saling melengkapi adalah sebagai contoh para pekerja yang memang pada dasarnya diperbekali dengan ilmu secara akademis merupakan sebuah bukti kelengkapan yang selaras antara akademisi dan praktisi secara ilmu praktisi tersebut mengetahui tentang konsep dan secara praktek bisa mewujudkan sebuah konsep tersebut, dan seorang praktisi akan lebih memiliki argument dalam setiap konsepnya berdasarkan ilmu akademisi yang diperolehnya. Namun tampaknya keselarasan tersebut untuk seorang praktisi berbanding terbalik dengan seorang yang berprofesi sebagai akademisi, seperti saling menunjukan adanya ketimpangan. Dan perdebatan karena bermunculan pengajar yang berprofesi sebagai praktisi.
Pertanyaannya apa ada yang salah jika seorang praktisi menjadi seorang akademisi? Mungkin iya mungkin tidak, lalu bagaimana dengan seorang akademisi sendiri yang dia bertahum-tahun bersekolah profesi untuk menjadi seorang pengajar lalu harus bersaing dengan seorang praktisi sedangkan praktisi sudah memiliki pekerjaan selain menjadi seorang pengajar. Entahlah kalau secara pandangan pribadi itu bukanlah suatu ukuran untuk menyalahkan seorang praktisi yang menjadi seorang pengajar, kenapa begitu bukankah seorang praktisi menjalani hal yang sama yaitu menjalani pendidikan profesi selama bertahun-tahun juga. Lalu apa yang di perdebatkan, mungkin yang harus dirubah adalah cara berfikirnya , cara memandang sebuah profesi dan cara bagaimana sebuah profesi yang di geluti itu dijalankan sesuai dengan hati. Kenapa saya menyimpulkan sepeti itu, seorang akademisi yang contohnya adalah seorang berprofesi sebagai tenaga pengajar adalah pondasi awal untuk membangun generasi bangsa maka dari itu profesi pengajar harus didasarkan passion dan dari hati.
Ada sebuah cerita dari seorang wakil kepala sekolah yang merupakan ibu dari teman saya, beliau bercerita “ bahwa ada sebagian tenaga pengajar yang mereka bekerja tidak sepenuh hati, sering meninggalkan kelas dan sering datang terlambat, beliau bercerita sering menegur juga tenaga pengajar yang berperilaku seperti itu, mungkin iya hanya sebagian saja sehingga penulis tidak harus menghakimi bahwa sebagian besar tenaga pengajar bekerja hanya karena tidak ada pekerjaan lain dan tidak sesuai dengan passion mereka, tulisan ini tidak bertujuan seperti itu, karena di satu sisi lain, saat saya mengikuti kegiatan kelas inspirasi, saya menemukan betapa tulus dan penuh kasih sayang tenaga pengajar yang saya temui, ke tulusan itu terpancar dari setiap senyuman yang menyambut kedatangan kita sebagia team relawan kelas inspirasi yang kebetulan ada di SDN Sindang Sari sukabumi.
Kemudian sebagai seorang mahasiswa yang mendapatkan tenaga pengajar akademisi dan praktisi saya menemukan perbedaanya, perbedaan konsep cara penyampaian materi. Tapi untuk keseluruhan karena saya mahasiswa praktisi saya lebih nyaman dengan tenaga pengajar dari kalangan praktisi karena yang terjadi dilapangan pasti berbeda dengan apa yang baku kita pelajari tapi bukan berarti menyimpang loh,,,,
Praktisi dan akaedemisi adalah kesatuan yang sama menurut saya, karena seorang akademisi bisa jadi seorang praktisi dan praktisisi selalu dari kalangan akademisi, di hari pendidikan nasional ini semoga seluruh akademisi maupun praktisi yang berprofesi sebagai tenaga pengajar memberikan kontribusi yang lebih untuk dunia pendidikan dan semoga dunia pendidikan di Indonesia mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah sehingga tidak ada kesenjangan yang menimbulkan presepsi dini. Terimakasih untuk tenaga pengajar yang telah memberikan ilmu kepada generasi bangsa dan tak kenal lelah memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik. Sekali lagi tulisan ini hanya ungkapan atas sudut pandang penulis melalui apa yang dilihat di sekitarnya. Dan selamat hari pendidikan nasional 2 mei 2017. Salam literasi.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun