Mohon tunggu...
Ika Yuni Purnama
Ika Yuni Purnama Mohon Tunggu... Desainer - Ika Yuni Purnama

Desainer interior dan pengajar di Instiitut KesenianJakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Awal Akhir Hidup

22 Februari 2021   11:04 Diperbarui: 22 Februari 2021   11:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di senja hari
mimpi yang lebih nyata
jiwa melayang

Senja menyelimuti tubuh yang renta, tidur
Namun matanya terjaga, mimpinya membayang nyata
Cahaya putih menyentuh kegelapan, jatuh di wajahnya
Di antara wajah-wajah lain yang bersamanya
Tetiba aku berdiri terpaku, mengisi ruang putih
Dia telah terpilih, aku tak bisa memilihnya
Bukan aku rela, namun ia harus kembali pada-Nya
Aku tak menangis, bukan aku bahagia
Namun itu sudah pasti, kuasa-Nya tiba
Orang-orang menangis, dan bertanya tanpa jeda
Aku tak kuasa berkata apa pun
Semua adalah titipan, bersama-Nya dalam perjalanan hidup dan mati
Itu yang semestinya

Jakarta, 22022021.10
30WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun