di senja hari
mimpi yang lebih nyata
jiwa melayang
Senja menyelimuti tubuh yang renta, tidur
Namun matanya terjaga, mimpinya membayang nyata
Cahaya putih menyentuh kegelapan, jatuh di wajahnya
Di antara wajah-wajah lain yang bersamanya
Tetiba aku berdiri terpaku, mengisi ruang putih
Dia telah terpilih, aku tak bisa memilihnya
Bukan aku rela, namun ia harus kembali pada-Nya
Aku tak menangis, bukan aku bahagia
Namun itu sudah pasti, kuasa-Nya tiba
Orang-orang menangis, dan bertanya tanpa jeda
Aku tak kuasa berkata apa pun
Semua adalah titipan, bersama-Nya dalam perjalanan hidup dan mati
Itu yang semestinya
Jakarta, 22022021.10
30WIB
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!