Nenek itu menatap batu yang menggunung di pelupuk mata
Ia merasa telah membatu dan menggunung
Namun mulai mengurai menjadi tanah
Di tanah itu ia berharap menikmati tumbuhnya umbi-umbian menjalar bersama pohon kacang
Semut dan ulat masih berkawan
Cendawan baru menyembul di sela semak kering
Sungai saling berbagi mata air dan tetap menemui muara
Angin tetap berdesir membawa doa dan puja
Untuk tetap berharap jika waktunya telah membatu
Jakarta, 17022021.18.26WIB
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!