Mohon tunggu...
Sayyidah Syafiqoh
Sayyidah Syafiqoh Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Santri sekaligus mahasiswa. Aktif di PKPT IPPNU STAIM

Bercita-cita menjadi pembicara publik, juga penulis handal. Oleh karenanya berusaha dan berdoa adalah dua hal yang harus di lakukan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jiwa dan Sumpah Pemuda

28 Oktober 2020   01:40 Diperbarui: 28 Oktober 2020   01:43 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hello friends, apa kabar Oktober kalian? Apa kabar kalian di hari ke 28 di bulan Oktober ini? semoga aktifitas yang padat tidak akan mengurangi kita untuk terus mengingat sang Rabbul Izzah. Semoga selalu baik ya, semoga segala urusan dimudahkan, Amiin.  

Kali ini, setelah sekian lama tidak #berbagiopini dengan teman-teman sekalian, Alhamdulillah bisa kembali berbagi. Topiknya mungkin tidak se-rileks topik sebelumnya, tapi aku saranin tetap dibaca sampai tuntas ya, karena selain supaya sharing kita tidak setengah-setengah, teman-teman bisa tahu  di paragraph bagian akhir tentang kenapa aku memilih topik ini. Dan mohon maaf juga, karena topic ini bertemakan sejarah, maka beberapa kalimat mungkin masih perlu diperbaiki, oleh karenanya saran yang membangun dari teman-teman sangat diharap.

Langsung saja yaaa, karena hari ini bertepatan dengan tanggal 28 Oktober, maka topik yang akan kita bahas adalah Jiwa dan Sumpah Pemuda.

Ada ungkapan bahwa hanya keledai yang bisa terantuk pada batu yang sama. Keledai dijadikan sebagai simbol kebodohan atau kedunguan. Ungkapan tersebut untuk menggambarkan betapa tololnya si keledai yang tidak mau belajar dari kesalahan yang pernah terjadi. 

Ungkapan itu juga memberi pengertian secara tersirat arti penting belajar dari peristiwa yang telah terjadi, untuk diambil sebagai pelajaran bahwa kesalahanyang tidak bermanfaat diupayakan untuk dihindari, sementara pelajaran yang bermanfaat untuk dapat dipakai atau diwujudkan kembali.

Demikian juga dengan mengungkap kembali  Sumpah Pemuda sebagai salah satu tonggak kebangsaan Indonesia yang diperingati atau dikenang dapat menjadi bahan renungan sesuai dengan perkembangan tantangan permasalahan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada dasarnya sejarah itu dibagi dua, yaitu sejarah sebagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu (historie realite) dan sejarah sebagaimana diceritakan (historie recite). 

Sejarah sebagai relitas tidak dapat diganggu gugat karena peristiwa itu sudah lewat dan tiidak dapat diputar ulang. Namun sejarah sebagai kisah yang dituturkan akan terus dapat dikemukakan berubah-ubah sesuai perspektif pihak yang mengisahkannya. 

Untuk kepentingan mengingat kembali Sumpah Pemuda di era reformasi, cara pandang Soekarno tentang "masa" trilogy sejarah yang dinamakan trimurti atau trimatra: yaitu masa lalu yang jaya, masa kini yang sulit, dan masa depan yang cerah, menarik untuk digunakan dalam melihat persoalan mendasar pasang surut rasa kebangsaan bangsa Indonesia sebagai suaatu bangsa.

Persoalan kebangsaan yang terumus dalam Sumpah Pemuda, bukanlah persoalan yang muncul personal secara tiba-tiba. Namun hasil tersebut juga  sebagai hasil proses panjang mulai dari Kebangkitan Nasional, juga dari pelaksanaan edukasi sebaagai bagian dari politik asosiasi

Pemuda adalah Agent of Change. Terkait dengan sumpah pemuda, ungakapan ini benar adanya. Dalam sejarahnya, perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme, yang lebih mengutamakan fanatisme kedaerahan selama tiga abad, memasuki sejarah baru dengan bangkitnya sejumlah pemuda yang mendirikan organisasi-organisasi kepemudaan nasional. Perjuangan yang pada awalnya lebih bersifat cultural berubah menjadi perjuangan yang membawa isu-isu nasionalisme dengan lebih mengedepankan diplomasi politik.

Sumpah pemuda yang pada tanggal 28 Oktober 2020 ini akan diperingati dalam usianya yang ke-92, merupakan jiwa pemersatu bangsa, semangat dan roh yang menjiwai perjuangan bangsa. Kaitannya dengan perjuangan proklamasi kemerdekaan, uraian seperti berikut ini tidaklah berlebihan bahwa Supah Pemuda merupakan peristiwa besar dan maha penting bagi bangsa kita dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda dan merebut kemerdekaan nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun