Mohon tunggu...
IKASSLAV
IKASSLAV Mohon Tunggu... Lainnya - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Ikatan Kekerabatan Sastra Slavia (IKASSLAV) adalah lembaga formal kemahasiswaan yang beranggotakan mahasiswa Program Studi Rusia FIB UI. IKASSLAV didirikan di Jakarta pada 25 September 1981 oleh Bapak Banggas Limbong dan Ibu Irma Hutabarat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rusia: Pionir Perkembangan Teknologi Dunia

1 Desember 2022   14:48 Diperbarui: 1 Desember 2022   14:59 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Federasi Rusia merupakan negara yang sangat luas dengan wilayahnya yang membentang dari ujung timur benua Eropa hingga benua Asia. Selain wilayahnya yang luas, negara ini juga memiliki kekayaan alam lain berupa sumber daya alam yang sangat melimpah yang mendukung masyarakatnya untuk mengembangkan berbagai hal demi kemajuan bangsa dan negaranya.

Sejarah telah mencatat bahwa negara Rusia dalam perkembangannya telah turut andil dalam kemajuan dunia dengan menciptakan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia. 

Sebagai sebuah negara adidaya, tentu saja teknologi tersebut memainkan peranan yang sangat penting karena dapat meningkatkan berbagai segi kehidupan warganya, dan ketika teknologi tidak dikembangkan lagi maka negara tersebut akan kehilangan pamornya dan akan tersusul oleh kemajuan dari negara-negara lain. Lantas bagaimana Rusia akhirnya menjadi salah satu pionir perkembangan teknologi dunia? Mari kita simak perkembangannya berikut ini!

Masuknya Revolusi Industri ke Kekaisaran Rusia
Pada awal abad ke-18, Kekaisaran Rusia sudah banyak menjalin hubungan kerja sama dan perdagangan dengan negara-negara lain khususnya dengan negara-negara Eropa Barat. Mayoritas dari keuntungan itu hanya mengalir ke pendapatan para aristokrat, tidak terealisasikan dalam industrialisasi besar-besaran. Padahal, pada masa itu, banyak warga Eropa yang menyadari bahwa Rusia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sehingga dapat membuka peluang ekonomi untuk menjalankan bisnis di berbagai bidang. Apabila dibandingkan dengan negara-negara besar yang lain pada masa itu, seperti Jerman, Prancis, dan Inggris, revolusi industri di Rusia benar-benar terlambat terjadinya karena banyak sekali proposal proyek industri yang ditolak dengan anggapan mengancam kepentingan finansial para kaum pemilik tanah konservatif.

Kekalahan Rusia pada Perang Krimea (1853-1856) melawan aliansi Kekaisaran Ottoman, Kerajaan Inggris, Piedmont-Sardinia dan Kekaisaran Perancis membongkar kebobrokan Kekaisaran Rusia dalam hal pembangunan dan industrialisasi. Pabrik-pabrik di Rusia tidak dapat menyaingi produksi senjata, amunisi, dan mesin-mesin yang memadai seperti halnya para negara saingannya. Selain itu, setelah perang tersebut, terbongkar juga kekurangan yang dimiliki oleh sistem perkeretaapian di Rusia karena jalur dan gerbong yang sangat tidak memadai dalam mendukung mobilitas warganya dan juga perpindahan barang dalam jumlah dan skala yang besar.

Pada tahun 1860-an, Tsar Alexander II memprakarsai beberapa perubahan signifikan dalam kebijakan-kebijakannya, yaitu dengan program penghapusan perbudakan pada tahun 1861. Pembebasan perbudakan tersebut diharapkan dapat menambah ketersediaan tenaga kerja di daerah-daerah yang membutuhkan tenaga kerja serta dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi Rusia. Namun, berlainan dengan yang diharapkan, pembebasan perbudakan tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Rusia.

Akhirnya, pada tahun 1870-an, pemerintahan Alexander II melakukan pembangunan besar-besaran dalam bidang infrastruktur, yaitu dengan pemfokusan pada pembangunan jaringan sistem perkeretaapian yang dipimpin oleh Sergei Witte, seorang ahli matematika yang memiliki rekam kerja yang baik dalam bidang birokrasi kekaisaran maupun dalam sektor swasta. Pada tahun 1889, Witte diberi wewenang sebagai penanggung jawab sistem kereta api Rusia yang mengawasi perencanaan dan pembangunan Kereta Api Trans-Siberia. Pada tahun 1892, Witte menjadi menteri untuk transportasi, komunikasi dan keuangan.

Selain dalam hal infrastruktur, Sergei Witte juga memprakarsai beberapa perubahan dalam hal keuangan negara. Ia menyadari akan pentingnya penanaman modal asing di Rusia. Oleh karena itu, dia berusaha untuk memudahkan orang asing yang hendak berinvestasi di Rusia dengan cara menghilangkan hambatan-hambatan bagi para investor dan juga menawari berbagai macam keuntungan dan insentif bagi para calon investor asing di sektor manufaktur dan industri Rusia. Selain itu, Witte juga melakukan reformasi terhadap mata uang. Pada tahun 1897, ia memindahkan standar rubel menjadi standar emas, memperkuat, menstabilkan, dan meningkatkan devisa, serta melakukan pinjaman untuk mendanai pekerjaan umum dan program infrastruktur termasuk kereta api baru, jalur telegraf, dan pembangkit listrik.

Di akhir tahun 1890-an, reformasi-reformasi yang dicanangkan sebelumnya baru membuahkan hasil. Telah banyak modal asing yang terbentuk, terutama dari Prancis dan Inggris yang berhasil mendanai berbagai industri di kota-kota besar Rusia seperti St. Petersburg, Moskow, Kiev, dan kota-kota lainnya. Sekitar tahun 1900-an, setengah dari industri berat di Rusia dimiliki oleh pemodal asing, tetapi tetap saja Kekaisaran Rusia mendapat keuntungan yang signifikan sebagai produsen baja terbesar keempat dunia dan produsen minyak bumi terbesar kedua di dunia. Jalur-jalur kereta api baru juga mendukung dibukanya berbagai industri baru di timur jauh Rusia. Singkat cerita, ekonomi Rusia berubah menjadi lebih baik dengan perkembangan yang begitu pesat hingga seorang sejarawan bernama Alexander Gerschenkron menjuluki periode ini sebagai periode "semburan besar" atau The Great Spurt.

Meskipun memberikan kemajuan yang besar, industrialisasi di Rusia pada periode tersebut juga memberikan konsekuensi yang tak kalah besar bagi rezim Kekaisaran Rusia.  Pembangunan industri yang sangat pesat menarik minat banyak petani yang tak memiliki lahan untuk berpindah ke perkotaan dalam mencari pekerjaan. Akhirnya, gelombang urbanisasi ke kota-kota besar semakin meningkat yang memunculkan masalah-masalah baru seperti perumahan kumuh, kriminalitas, dan lain sebagainya. Sementara itu, kondisi kerja dan kehidupan di perkotaan tidak menunjukkan peningkatan kualitas. Banyak sekali pekerja yang mengalami eksploitasi seperti jam kerja yang melebihi batas, upah yang tidak sepadan, dan lain sebagainya yang akhirnya menjadikan mereka rentan terhadap ide-ide revolusioner yang menghasilkan kelas baru, yaitu kelas proletariat industri.

Jatuh Bangunnya Teknologi Pada Masa Komunisme Uni Soviet
Sebagai sebuah negara baru yang terbebas dari imperialisme, dijalankan dan dipertunjukkan untuk kaum proletar dalam naungan sistem satu partai, Uni Soviet berusaha mengembangkan segala potensinya untuk menjadikan dirinya kembali bersinar dalam tatanan dunia dengan menjadi negara adidaya. Segala sumber daya yang diwariskan oleh pendahulunya--Kekaisaran Rusia, memberikan Uni Soviet modal yang begitu berharga. Modal-modal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh seluruh warga Uni Soviet dalam menjalankan pemerintahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun