Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Dr. Martens, dari Sepatu Kelas Pekerja Menjadi Ikon Budaya Populer yang Tak Lekang oleh Masa

11 Oktober 2021   11:50 Diperbarui: 12 Oktober 2021   06:34 2861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri sepatu Dr. Martens X The Who, koleksi sepatu Dr. Martens sebagai pengingat peristiwa mulai dikenalnya Dr. Martens di kalangan penggemar band Inggris. Sumber: Kompas.com

Bill Griggs yang merupakan generasi ketiga dari pemegang bisnis keluarga yang bergerak di bidang persepatuan, R. Griggs Group Ltd ini kemudian mengadaptasi desain Dr. Martaens dengan sedikit perubahan sana-sini termasuk memperkenalkan jahitan kuning kontras yang di kemudian hari menjadi ciri khas sepatu docmart.

Griggs memang menamai ulang sol sepatu Dr. Martens dengan AirWair, namun sebagai penghormatan kepada Dr. Martens, ia memperkenalkan sepatu boots bermerk Dr. Martens pada tahun 1960 dengan ciri khas material kulit sapi halus dengan delapan lubang yang dikenal dengan seri 1460 yang merupakan tanggal rilisnya (1/4/1960).

Dr. Martens atau docmart awalnya dijual seharga 2 poundsterling sebagai sepatu boots pasangan pakaian kerja yang langsung populer di kalangan pekerja pabrik, pekerja pos, penambang, dan polisi.  Sampai suatu saat, pentolan The Who, Pete Townshend mengubah alurnya.  

Pria yang kini berusia 76 tahun itu adalah wajah revolusi mode Inggris.  Ia memilih mengenakan sepatu docmart yang lebih fungsional dan nyaman digunakan daripada berlama-lama dengan penampilan yang ia sebut pohon natal berjalan.

Sebagai salah satu karakter paling berpengaruh kala itu, Pete Townshend telah berperan penting dalam menciptakan salah satu citra budaya pop tahun 70-an yang paling menentukan.

Pete Townshend-Gitaris The Who|The Guardian
Pete Townshend-Gitaris The Who|The Guardian

Pete Townshend dengan bandnya The Who, terkenal di kalangan anak muda yang ingin mempertahankan gaya hidup mapan dengan berpenampilan necis, bersih, dan rapi yang dijuluki Mods.  Istilah Mods sendiri berasal dari modernis yang inspirasinya dari pemusik jazz kulit hitam di Amerika yang selalu tampil necis.  Saat dipakai Townshend lah, docmart mulai dikenal oleh kalangan ini.

Budaya mods sendiri merupakan cikal-bakal dari skinhead.  Ya, skinhead adalah mods aliran keras yang didominasi dengan para pekerja kelas bawah yang tak mampu membeli item fesyen ala mods.

Para pengikut skinhead bangga menjadi kelas pekerja dan mengukuhkan diri sebagai anti-fesyen.  Mereka kerap memadukan docmart berwarna merah ceri dengan kemeja, suspender,  dan celana denim. Kabar buruknya, di kemudian hari mereka dicap rasis karena sempat bertikai dengan para imigran dari Pakistan dan Asia Selatan yang dipicu oleh masalah pekerjaan.  

Skinheads|The Guardian
Skinheads|The Guardian
Hal inilah yang membuat nama docmart di kaki para skinhead menjadi buruk karena citra ketakutan dan kebencian yang mereka bangun.  Rasisme dan kemarahan telah merenggut docmart dari para pekerja lalu masuk ke dalam dunia sub-kultur anak muda.

Seiring dengan berjalannya waktu, docmart dapat berpijak kembali dengan menunjukan daya tahan dan fleksibilitasnya untuk berubah sesuai kebutuhan.  Malcolm McLaren dan Vivienne Westwood yang menggerakkan gaya punk nan provokatif ada dibalik kembalinya docmart sebagai sepatu anak muda.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun