Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Serigala Berbulu Domba, Kebiri, dan Komnas HAH

7 Januari 2021   08:59 Diperbarui: 7 Januari 2021   10:29 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : faktabanten

Negeri Cerita Fabel sedang mengalami kegaduhan karena ditangkapnya predator seksual anameng oleh Pasukan Perserikatan Penjaga Kocheng yang disingkat P3K.

Boncel GGS, serigala berbulu domba, telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini meringkuk di sel tahanan tanpa daya.  Kakinya terluka parah ditembus panah Jeklyn Helikopter, komandan P3K karena berusaha kabur ketika akan ditangkap.

Dikarenakan telah ada 2 alat bukti yang menyertai maka sidang di pengadilan tingkat pertama pun segera digelar.

Sidang pidana itu disiarkan di semua saluran televisi nasional. Kasus seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, hal inilah yang membuat Negeri Cerita Fabel merasa perlu untuk memberitakan kepada seluruh jagat mayapada bahwa ada sebuah kejahatan berat yang sedang mengintai anak-anak mereka.

"Kacau nih Yang Mulia Banteng!" Wewet  Kerewet kucing oren barbar mengumpat di depan televisi hitam putihnya.


"Lha kenapa memangnya?" Tanya Ikita Kashimura, kucing blasteran Jepang - Uni Soviet eh Rusia sambil menjilat telapak tangannya agar glowing bak wajah artis Korea.


"Itu, masa vonis buat Si Boncel GGS di kebiri, kan melanggar HAH." Wewet Kerewet menyeringai, bau naga menguar dari mulutnya.


"Ah, menurutku sih bagus. Itu hukuman setimpal buat Si Boncel GGS." Ikita Kashimura kini selonjoran di pojok ruangan.


"Lah itu mah penyiksaan, gak sesuai dengan salah satu prinsip HAH, gitu kata ketua Komnas HAH."  Berkali-kali menyebutkan 'hah' membuat kepala Wewet Kerewet sedikit kliyengan.


Ikita Kashimura melirik Wewet Kerewet yang tengah menyemprotkan spray pewangi mulutnya.
"Lah lah, gak kebalik Tong? Yang nyiksa itu siapa? Ya si predator lah." Ikita Kashimura gemas.


"Tapi kan gak ada efeknya juga ke korban kalau pelakunya di kebiri. Ya toh?"
"Korban tetep aja mengalami trauma walaupun pelaku mendapat hukuman seperti itu." Wewet Kerewet merepet.


"Hukuman itu untuk mengganjar pelaku, biar kapok gak ngelakuin kejahatan lagi. Setidaknya dengan hukuman yang setimpal, korban dan keluarganya akan merasa sedikit terobati." Jelas Ikita Kashimura yang sebal dengan nama panjangnya karena berbau diskonan.


"Tapi kan..." Sebelum Wewet Kerewet melanjutkan perkataannya Ikita Kashimura pun buka mulut duluan.


"Gini deh, Wet, gampang aja. Kalau gak mau kena hukuman ya jangan jahatin sesama. Gitu aja kok repot." Ikita Kashimura yang ingin merubah nama belakangnya menjadi Kashimihil mendelik.


"Tapi kan Ki, masing-masing dari kita memiliki hak yang sama yaitu bebas dari penyiksaan.  Ada loh itu di undang-undang dasar kita." Wewet Kerewet masih mempertahankan argumennya.


"Si Boncel GGS itu sudah melecehkan dan menyiksa puluhan anameng, terus dia gak boleh menerima hukuman atas semua kejahatannya, gitu?" Nada suara Ikita Kashimura meninggi.


"Ya, maksudku hukuman sih tetep jalan tapi ya bukan dikebiri, hukuman penjara sudah cukuplah." Terang Wewet Kerewet yang namanya sangat sesuai dengan kemampuannya berbicara berlebihan secara durasi.


"Eh, Wet kalo gak dihukum begitu, ketika misalnya nanti bebas ada kans untuk dia mengulangi perbuatannya kembali karena dia masih punya hasrat, syahwat, nafsu, bahaya kan?"


"Lagi pula kalau mau protes, sana ke Baginda Harimau.  Beliau kan sudah meneken PP kebiri untuk pelaku kekerasan seksual anak. Sudah tahu belum?" Ikita Kashimura mengeplak punggung Wewet Kerewet lalu berlalu.

***

Anameng : anak meong
GGS : Ganteng Ganteng Serigala
HAH : Hak Asasi Hewan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun