Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Silakan Nikah Muda Asal Jangan Merepotkan Orangtua!

27 Desember 2020   14:16 Diperbarui: 28 Desember 2020   17:42 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman sekarang nikah muda sedang jadi tren.  Banyak remaja-remaji berbondong-bondong duduk di pelaminan.  Kata "menghalalkan kamu" pun merebak di mana-mana bagai jamur yang tak tersentuh salep kulit yang bintang iklannya Om Jaja Miharja.

Kalo menurut saya sih mau nikah muda kek, nikah dini kek, seterah lah karena itu hak masing-masing hooman. Namun jangan sampai menyesal di belakang.  Ya, kalo dikejar anjing boleh lah menyesal di depan.

Oke deh menyesal mah urusan masing-masing juga, tapi jangan ngajak-ngajak orang lain buat ikut sengsara wabilkhusus orang tua.

Kemarin ini ada seorang ibu yang curhat bahwa semenjak putranya menikah bukannya kebahagiaan yang menghampiri malah kepuyengan yang menyambangi.

Putranya baru menginjak usia 22 tahun ketika meminang gadis yang ia pacari dengan durasi waktu sekitar 6 bulanan. Dan yang membuat saya ternganga adalah motivasi sang bocah eh anak tersebut menikah yaitu karena mantan pacarnya sudah move on duluan dengan naik ke pelaminan bersama pria pujaan hatinya.  Dia julid, kakak!

Lha ... lha ... ini nikah apa dolanan sih? Herman Felani eh hemran iissh heran hamba ya Tuhan.

Sebagai orang tua tunggal, ibunya tak kuasa melarang karena sang anak keuhkeuh pateukeuh dengan berbekal argumen-argumen "ideal"-nya

Akhirnya perayaan pernikahan pun dihelat yang tentu saja dananya dari orang tua kedua mempelai.  Suka ria bagai raja dan ratu sehari dengan iringan orkes dangdut yang biduannya tampil seksoy geboy asoy melehoy.

Kedua pengantin baru itu pun tinggal dengan ibu si anak pria. Beberapa bulan berlalu dengan kebahagiaan namun tibalah saat di mana masalah rumah tangga mulai muncul.

Keadaan finansial sang imam keluarga yang belum mapan pun menjadi biang keroknya. Ya, sumber keuangan si anak selama tidak menghasilkan uang adalah ibunya. Gak punya uang tapi keinginannya segudang.

Mau makan, jajan, rokokan, piknik, minta ke sang ibu. Saya bilang, jangan diberi, dia kan sudah punya istri, sepantasnya lah untuk mecari solusi dan memeras keringatnya sendiri.  Namun sang ibu tak tega melihat anaknya bercucuran air mata sambil menghiba. "Hiba Hamba"-nya Beatheaven keren, lha ini hiba bocah minta uang, ya meneketehe!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun