Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

19 Tahun Lalu Linkin Park Merilis Monster Albumnya yang Bertajuk "Hybrid Theory"

30 Oktober 2019   11:45 Diperbarui: 30 Oktober 2019   21:00 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medium.com | Cover album Hybrid Theory-Link

"Hybrid Theory" adalah album terakhir yang saya beli dalam format kaset berpita. Album debutan Linkin Park itu sangat berjasa ketika saya bermuram durja dalam suatu perjalanan yang panjang dan melelahkan di atas kereta api Mutiara Selatan jurusan Surabaya - Bandung.

Duduk bersebelahan dengan si kecemete yang sungguh pendiam membuat saya berpaling kepada walkman yang tergeletak pasrah di dalam tas, dengan satu-satunya kaset yang saya bawa.

Berangkat dari Stasiun Gubeng pukul 17.10, dengan hawa dingin menusuk tulang karena hujan yang mendera dan sliwar-sliwernya kipas angin yang berputar di atas kepala membuat muram perjalanan kala itu.

Tapi kemuraman saya sedikit terobati oleh teriakan-teriakan Chester Bennington yang jernih dan line demi line rappin'-nya Mike Shinoda yang rapi dalam bungkusan album mereka yang bertajuk "Hybrid Theory".

Salah satu album yang masuk dalam buku referensi musik yang diedit oleh Robert Dimery sebagai "1001 Albums You Must Hear Before You Die" ini memang album yang pantas untuk dinikmati dari awal sampai akhir.

Linkin Park 
Linkin Park 
Memandangi gelap malam dari balik jendela yang sebagian retak karena ulah beberapa oknum suporter sepak bola lokal yang tidak bertanggung jawab, dengan "Pushing Me Away" di telinga membuat mata saya tak bisa terpejam barang sesaat.

Keasyikan menikmati luasnya sawah dan tegalan digenapi dengan nomor "With You". Cahaya lampu yang berpendar di kejauhan dan bayang-bayang pohon besar yang berdiri kokoh sepanjang tepian rel terasa begitu indah dengan alunan suara sang vokalis yang kini telah tiada di nomor "Crawling".

Saya tetap terjaga, karena saya ingin tetap terjaga. Band rock yang lahir dari sebuah pertemanan di SMA antara Mike Shinoda, Rob Bourdon, dan Brad Delson inilah yang menemani saya. 

Line 1 menit 48 detiknya yang terkenal "Shut up when I'm talking to you" dari nomor "One Step Closer" membuat mata saya serasa ditarik oleh kekuatan yang entah dari mana sementara di samping saya si kecemete tertidur pulas.

Tak terasa 19 tahun sudah album pertama Linkin Park rilis. Band yang dicarikan vokalis oleh Jeff Blue, Vice President dari Zomba Music itu merupakan band nu-metal yang album-albumnya sukses di pasaran. Dan Hybrid Theory mengawali kesuksesan tersebut.

Sama seperti mendiang Bennington, nomor "Papercut" menjadi salah satu lagu favorit saya. Padahal single yang menduduki peringkat ke -14 di tangga lagu Amerika Serikat itu tidak dirilis secara resmi. Itulah bukti kekuatan nomor-nomor milik band asal Agoura Hills, California itu.

Namun kepopuleran "Papercut" dilindas oleh nomor "In The End" yang menjadi nomor paling disukai oleh para penggemar. Padahal nomor ini awalnya tidak ingin mereka rekam. Ya, begitulah hidup, selalu memiliki kejutan-kejutan tersendiri.

Selain "In The End", "Points of Authority" dan "Runaway" pun menjadi nomor-nomor hits mereka. Bersama "Hybrid Theory", Linkin Park memenangkan Grammy untuk Penampilan Hard Rock Terbaik pada tahun 2002 pada nomor "Crawling" dan menerima penghargaan MTV Video Music Awards untuk nomor "In the End."

Hybrid Theory akhirnya didapuk untuk menempati tangga nomor 2 di chart album Billboard 200 dan menjadi album dengan penjualan terbesar pada tahun 2001 dan akhirnya disertifikasi oleh RIAA karena telah terjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia.

Lirik-lirik dalam album ini yang berisikan tentang pengalaman-pengalaman pahit sang frontman yang kadang menyayat hati menyempurnakan album yang dinilai lebih punya potensi dibandingkan album band seangkatannya semisal milik Korn atau Limp Bizkit.

Dan akhirnya, entah kali keberapa album itu saya putar ketika kereta api yang saya tumpangi berhenti tepat di Stasiun Bandung sekitar pukul 8 pagi, meleset dari jadwal yang seharusnya. Sungguh panjang dan lama perjalanan yang saya tempuh namun setidaknya dengan Linkin Park di telinga, perjalanan itu menjadi penuh dengan warna.

Sekian.

Tracks list :
Papercut
One step closer
With you
Points of authority
Crawling
Runaway
By my self
In the end
A place for my head
Forgotten
Cure for the itch
Pushing me away

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun