Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[Event Semarkutiga] Nasi Jamblang dan Sejarahnya yang Panjang

10 Juli 2019   11:31 Diperbarui: 10 Juli 2019   11:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik lebaran kemarin ini penuh dengan drama dimana ada anggota keluarga yang ingin membuktikan keindahan pantai Kejawanan sambil mencari rajungan sehingga bukannya belok kanan langsung jalan eh langsung Kuningan malah terus lurus bertemu kemacetan di kota Cirebon.  

Ya, pantai Kejawanan adalah salah satu pantai tempat pelelangan ikan higienis yang satu tahun lalu diresmikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Sjarief Widjaja.

Dokpri
Dokpri
Nah, setelah bermacet-macet ria sampailah kami di pantai tersebut dan hanya menemukan kapal-kapal yang tengah bersandar di pelabuhan serta aroma terasi yang menyengat.  Rupanya rajungan dan keindahan pantainya sama-sama sedang ngumpet, lha wong masih siang plus sedang puasa lagi, apa yang kau harapkan Fernando?

Akhirnya tanpa hasil kami pun langsung bermacet ria kembali  menuju ke Kuningan.  Setelah lebaran barulah saya menyambangi Cirebon lagi tapi bukan untuk pelesir ke pantai Kejawanan namun menyantap sega jamblang, nasi khasnya orang Cirebon.

Sajian prasmanan nasi jamblang Ibu Nur-Dokpri
Sajian prasmanan nasi jamblang Ibu Nur-Dokpri
Sega Jamblang atau dalam bahasa Indonesianya Nasi Jamblang adalah olahan nasi yang berasal dari daerah Jambalang, Cirebon.  Nasi yang memiliki sejarah panjang ini adalah hidangan khas yang dapat ditemui dengan mudah di seantero wilayah kacirebonan.

Menurut kabar yang ditiupkan secara turun-temurun, sekepal nasi putih yang dibungkus oleh daun jati itu mulai eksis sejak pembuatan jalan Anyer-Panarukan yang diprakarsai oleh Gubernur Hindia Belanda ke -36, Deandles.  

Ya, kala itu banyak pekerja rodi yang tewas kelaparan karena tidak tercukupinya pangan.  Walaupun para pekerja itu membawa bekal dari rumah namun bekal yang mereka bawa kerap basi mengingat lamanya waktu bekerja. Dari hal mustahal itulah tercetuslah sebuah ide brilian akan pembuatan nasi tahan lama oleh orang-orang desa Jamblang.

Nasi jamblang dapat bertahan lama dan tidak cepat basi karena dibungkus daun jati yang memiliki pori-pori dan serat yang dapat memperlambat kebasian.  

Selain itu daun jati yang tebal dapat menyimpan panas lebih lama sehingga makanan yang dibungkus oleh daun tersebut tahan hangat.  Aroma daun jati yang dipakai untuk membungkus nasi atau makanan lainnya disinyalir dapat meningkatkan nafsu makan. 

Dan yang terpenting adalah dalam segi kesehatan.  Makanan yang dibungkus daun jati akan terhindari dari bahan-bahan kimia seperti yang dihasilkan plastik, kertas, ataupun styrofoam.

Nasi jamblang Ibu Nur-Dokpri
Nasi jamblang Ibu Nur-Dokpri
Setelah masa penjajahan usai, perjalanan nasi jamblang pun berlanjut dari pasar ke pasar dengan dilengkapi menu lauk pauk lainnya yang disajikan secara prasmanan di sebuab meja yang luas dan panjang. Dari situlah nasi jamblang mulai dikenal sebagai salah satu makanan tradisional masyarakat Cirebon dan menjadi bagian dari khazanah kuliner tanah air.

Nah, bila tahun lalu saya menyambangi nasi jamblang Mang Dul, maka kali kemarin saya menyambangi nasi jamblang Ibu Nur.

Suasana di nasi jamblang Ibu Nur-Dokpri
Suasana di nasi jamblang Ibu Nur-Dokpri

Makan di rumah makannya Ibu Nur ini haruslah memiliki tekad yang kuat karena antriannya yang mengular panjangnya bukan kepalang. Namun lelahnya betis karena mengantri langsung terobati dengan  sajian nasi jamblang beserta lauk pauknya seperti sate telur puyuh, udang, cumi, ayam, tahu, tempe, dan lain sebagainya.  Nasi jamblang Ibu Nur ini selalu ramai karena olahan masakannya yang pas di lidah.  Nasinya pulen dengan lauk pauk yang kaya akan bumbu.

Kini nasi jamblang tidak hanya dapat dinikmati di Cirebon.  Di Bandung, nasi jamblang yang maknyus bertempat di Jl. Sadakeling No. 11.  Di tempat ini selain nasi jamblang dengan berpuluh lauknya, kita pun dapat menikmati makanan khas Cirebon lainnya seperti empal gentong, kerupuk melarat, dan es tape dengan siraman sirup Tjampolay yang legendaris itu.

Sekian.

Semarkutiga
Semarkutiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun