Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Sepatu Jelly, Nyaman Dipakai dan Tetap Trendi

2 Oktober 2018   14:53 Diperbarui: 2 Oktober 2018   14:58 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : we-are.com

Dalam satu tahun ini, saya telah mempensiunkan tiga pasang sandal jepit swa**ow.  Semua sandal bergenre sejuta umat itu rusak dibagian jepitnya alias putus, padahal bagian solnya masih tebal dan bagus.  Sedikit heran saja, mengapa jenis sandal ini beberapa tahun kebelakang kualitasnya tidak sebagus dulu.  

Ya, dulu, sandal yang memiliki upper berwarna-warni itu lama sekali rusaknya.  Alasnya sudah setipis tempe mendoan jepitnya belum juga putus.  Hal inilah yang membuat swa**ow menjadi sandal favorit saya karena semakin tipis alasnya semakin nyaman digunakan.  Kaki ini terasa adem ketika menapaki jalanan dengan sandal yang harganya sangat bersahabat itu.  Kini, sandal jepit tidak lagi dimonopoli oleh satu merk dan model tertentu saja namun sudah sangat beraneka ragam yang membuat para pengguna alas kaki benar-benar dimanjakan. 

Alas kaki adalah salah satu item fashion yang mutlak dimiliki karena fungsinya sebagai pelindung kaki  ketika beraktivitas khususnya di luar rumah serta pelengkap gaya berbusana.  Alas kaki berupa sepatu khususnya yang diperuntukan bagi kaum wanita memiliki beragam  jenis seperti high heels, platform, wedges, flat, ballerina, loafers, stiletto, boots, d'orsay, sampai espadrilles.  Bahan yang digunakannya pun bermacam-macam seperti kulit hewan, kulit sintetis, tali tambang, kanvas, karet, kayu, sampai plastik.  Nah, salah satu alas kaki berbahan plastik yang terkenal adalah sepatu jelly.

Ya, sepatu jelly  adalah sejenis sepatu yang terbuat dari plastik PVC atau Polyvinyil Chloride yaitu sejenis plastik yang paling sulit di daur ulang.  Material sepatu jelly ini biasanya  di infus dengan gliter agar terlihat  meriah dengan sensasi kerlap-kerlipnya.   Nama sepatu jelly sendiri berasal dari penampakan dan tekstur bahan si sepatu yang terlihat seperti jelly, semi transparan dan agak-agak kenyal.

Sebenarnya  sepatu jelly  ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, namun kepopuleran jenis sepatu ini mengharu biru di pertengahan tahun 80-an.  Seperti halnya gaya busana yang selalu berulang, sepatu jelly pun kembali tenar sekitar tahun 1990, 2003, 2012 sampai sekarang dengan desain yang lebih canggih dan trendi tentunya.

Sebenarnya asal mula si jelly ini masih misterius bagai Mak Lampir dan gunung Merapinya.  Ada yang berpendapat, sepatu jelly pertama kali diciptakan oleh seorang pembuat sepatu dari Perancis di akhir perang dunia ke-2. Kala itu Eropa tengah kekurangan bahan baku sepatu yaitu kulit sehingga mereka memanfaatkan plastik sebagai penggantinya. 

Ada pula yang berpendapat bahwa kemungkinan sepatu ini di buat antara tahun 1950 -- 1960-an ketika plastik tengah berada dalam masa kejayaannya sehingga menjadi material yang mudah dijumpai. Para desainer yang super duper kreatif  pun langsung memanfaatkan kondisi tersebut dengan bereksperimen membuat sepatu dari bahan plastik. Perusahaan sepatu di Brazil yaitu Grendene mengklaim bahwa merekalah yang telah mengenalkan sepatu jelly ke pasar Amerika. 

Dikisahkan pada tahun 1981, tersebutlah seorang direktur bank bernama Preston Haag, Sr yang memutuskan untuk berhenti bekerja dan memulai bisnis keluarga.  Ia lalu melakukan perjalanan ke Amerika Selatan untuk melakukan survey mengenai produk yang  kira-kira potensial untuk dipasarkan di Amerika.  Brazil adalah negara yang ia tuju.  Suatu hari ia melihat begitu banyak wanita muda yang menggunakan sepatu dengan warna-warna terang.  Hal ini membuat Haag penasaran, ya gak hanya Wak Haji Rhoma Irama saja yang boleh penasaran dong.  Lalu ia pun mendapatkan informasi bahwa sepatu-sepatu tersebut adalah produk dari sebuah perusahaan yang memiliki pegawai sebanyak 3 ribu orang dari 10 ribu penduduk yang tinggal di Farroupilha, Brazil bernama Grendene.  Karena ketertarikannya, Haag lalu mulai mendistribusikan sepatu-sepatu tersebut ke Amerika melalui perusahaan barunya yang bernama Grendha. Sepatu  jelly beredar di Amerika dengan masif sekitar Februari 1983, setelah Blommingdale memesan 2.400 pasang dalam 9 model. Di Indonesia, Bata adalah salah satu produsen sepatu lokal yang pernah memperkenalkan jenis sepatu jelly ini. 

Disamping modelnya yang menarik, sepatu jelly memiliki keistimewaan tersendiri yaitu nyaman digunakan karena materialnya yang lentur.  Selain itu, sepatu ini anti air dan tidak panas sehingga cocok digunakan dalam berbagai cuaca.  Dan karena memiliki aroma wangi yang bertahan hingga satu tahun lamanya membuat sepatu jelly dapat menyamarkan bau kaki nan aduhai, heuheu.

Jadi, tertarik memakai sepatu atau sandal jelly?

Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun