Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Terakhir (Bagian 6)

9 Februari 2018   14:05 Diperbarui: 9 Februari 2018   14:11 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.yourvibration.com

Rein berguling  gelisah di ranjangnya, sebentar-sebentar ia duduk, rebahan, berdiri dan duduk lagi.  Ia memikirkan perkataanya yang pernah  dilontarkan kepada Nara.  Rein merasa sangat berdosa.  Nara benar bahwa ia memang nyaris pingsan beberapa waktu yang lalu ketika melintasi jalan di depan kantin sepulang dari gedung himpunan. 

Dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya bila Indra tidak melihatnya.  Akhir-akhir ini Rein memang merasa kesehatannya menurun dratis, tapi ia selalu ingin terlihat baik-baik saja di mata semua orang. Gadis itu selalu menyembunyikan semua rasa sakit yang tengah memerangkapnya.  Ia tidak ingin terlihat lemah di mata teman-temannya.  Seperti hal peristiwa nyaris pingsannya dahulu.  

Rein masih berusaha berjalan tegap padahal kepalanya berdenyut dengan kencang, pandangannya mulai kabur dan kakinya terasa lemas.  Tiba-tiba  ia jatuh tersungkur  dengan pandangan mata yang berubah menjadi gelap. Namun kegelapan itu sekonyong-konyong menghilang ketika ada sebuah tangan yang menggoyang-goyangkan bahunya dengan keras dan memegangi kepalanya dengan panik"Ingat-ingat tadi kamu makan apa?" tanya Nara gusar sambil memandangi wajah pucat gadis yang ada di hadapannya.

"Aku gak makan apa-apa." sahut Rein lemah.

"Nah itu dia yang bikin kamu kleyengan, gak makan apa apa." sahut Indra sambil menunjuk jidat Rein.

"Aku makan kok."

"Tadi bilang gak makan apa-apa, gak konsisten." sembur Indra.

"Maksudnya makanan yang aneh."

"Pikirin lagi, kamu kan suka makan yang aneh-aneh, jus alpuket campur F*nta grape, pisang sama krupuk, rujak sama nasi." kata Indra dengan nada mengancam.

"Kenapa kamu jadi sewot sama aku, kepalaku jadi nambah pusing tauk." Rein merasakan kepalanya seperti di tarik-tarik.

"Dia makan semangka satu piring penuh di warung buah depan." kata Jimmy kalem sambil duduk di samping gadis yang menumpukan dagunya diatas meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun