Mohon tunggu...
Ika RoihatulJannah
Ika RoihatulJannah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hadapilah kenyataan yang seakan-akan tidak ada jalan keluar darinya. Anda kelak akan menjumpai di dunia ini hal-hal yang Anda tidak mampu mengubahnya tetapi hanya mampu berinteraksi dengan-Nya dengan berbekal kesabaran dan iman.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Aliran Progresivisme

30 Mei 2020   04:02 Diperbarui: 30 Mei 2020   04:17 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Untaian ungkapan syukur Alhamdulillah atas Allah SWT. Berkat rahmat dan inayahnya, penulis dapat berbagi pemahaman mengenai aliran Progresivisme. Dengan tulisan yang masih sederhana ini, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun, sebagai bahan untuk intropeksi diri. Agar kedepanya dapat menghasilkan tulisan artikel yang lebih baik lagi.

Progresifisme merupakan salah satu aliran dalam filsafat pendidikan modern yang didalamnya menghendaki bahwa pendidikan harus senantiasa mengalami perubahan dalam pelaksanaan pendidikanya untuk menjadi lebih maju.

Aliran ini berpandangan bahwa apa yang kita anggap benar saat ini, belum tentu benar untuk masa mendatang. Aliran Progresivisme lebih mengutamakan pendidikan di sekolah berpusat pada anak. Dalam hal ini, pendidik hanya sebatas sebagai seorang fasilitator, pengarah serta pembimbing bagi peserta didiknya.

Tujuanya adalah untuk mengubah praktik pendidikan yang selama ini terkesan otoriter menjadi pendidikan yang lebih demokratis serta menghargai kemampuan potensi anak. Adapun tokoh-tokoh dalam aliran Progresivisme diantaranya adalah George Axtelle, William O. Stanley, Lawrence B. Thomas, dan Frederick C. Neff.

Filsafat progresifisme atau proggresif ini mengarahkan kepada para penganutnya untuk selalu melakukan usaha-usaha agar terus maju dan berkembang. Aliran filsafat pendidikan ini, memandang peserta didik sebagai manusia yang memiliki kemampuan-kemampuan serta potensial yang harus dikembangkan melalui pemikiran serta cara yang kreatif dan inovatif.

Pendidikan bukanlah hanya menyampaikan pengetahuan semata, namun yang paling penting adalah melatih kemampuan para peserta didik dalam berpikir secara alamiah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dalam pendidikan progresifisme sekurang-kurangnya dapat mengakomodasi beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik;

2. Selain penyampaian materi dan membaca buku dikelas, peserta didik juga diharuskan untuk dapat berinteraksi langsung dengan alam, misalnya melalui praktikum-praktikum atau kerja lapangan;

3. Guru dapat menggunakan permainan yang dapat menantang peserta didik dalam berpikir, untuk membangkitkan minatnya;

4. Mendorong peserta didik agar dapat berinteraksi dengan sesamanya dalam rangka membangun pemahaman sosial;

5. Menerapkan kurikulum yang menekankan dalam studi alam dan memadankan peserta didik terhadap perkembangan baru dalam saintifik dan sosial;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun