Zaman yang semakin berkembang menuntut generasi milenial memiliki pengetahuan yang yang luas dan kreatif sehingga dapat menjadi pemimpin yang dapat mengikuti perkembangan dunia. Kepemimpinan milenial diterjemahkan sebagai kepemimpinan masa kini yang menyesuaikan dengan gaya generasi baru yang lahir pada era 1980-an. Pola kepemimpinan milenial tidak sama dengan pola kepemimpinan lama dari generasi sebelumnya.
Kepemimpinan jelas tidak asing lagi untuk didengar sebab manusia sudah di ciptakan sebagai khalifah yaitu pemimpin. Yang mana Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan. Khususnya kecakapan dan kelebihan di suatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan  (Kartini  Kartono,  1994:33). Â
Dari  definisi  pemimpin  tersebut  bisa  ditarik  sebuah kesimpulan bahwa pemimpin bekerjasama dengan orang lain untuk melakukan suatu tujuan tertentu.  Tetapi  berbeda  dengan  kepemimpinan  saat  ini,  banyak  pemimpin  sekarang  yang bertindak sendiri untuk memperoleh keuntungan sendiri juga. Menjadi pemimpin itu mari kita pandang sebagai peluang beramal lebih banyak berbuat lebih banyak jangan di pandang menjadi pemimpin itu mendapatkan keuntungan pribadi lebih banyak jadi para milenial jika ingin memimpin awali dengan sehat dan  berfikir dengan tepat
Nah berbicara tentang transformasi kepemimpinan sendiri, apa sih transformasi kepemimpinan itu? Transformasi kepemimpinan merupakan gaya kepemimpinan yang menginspirasi dan memberdayakan individu, kelompok dan organisasi dengan cara mentransformasi paradigma dan nilai-nilai organisasi menuju kemandirian. Untuk mentransformasi paradigma dan nilai-nilai tersebut diperlukan pemimpin yang teladan dan mampu membangun optimisme dan percaya diri para pengikutnya.
Indonesia merupakan salah satu negara di asia Tenggara yang pernahmemakai sistem demokrasi terpimpin yang mana demokrasi terpimpinsebuah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yang dicetuskan oleh presiden Soekarno hatta pada tahun 1956 namun itu hanya berlaku sementara karena banyaknya konflik yang timbul dari pro kontra.
Pada masa itu Demokrasi termpimpin belum dapat memberi kesejahteraan layaknya Demokrasi terpimpin di Cuba, China, dan atau Venezuela, Bolivia dan Lybia (pada masa Moamar Khadafi). Hal ini karena demokrasi terpimpin yang dianut Soeharto bukan demokrasi Termpimpin Memimpin RAKYAT, tetapi Demokrasi terpimpin Memimpin Kekuasaan. Kalau demokrasi Terpimpin untuk Mempimpin Rakyat maka para Pemipinnya (di semua tingkatan Menggunakan KEKUASAANNYA untuk melayani Rakyat/memimpin Rakyat menuju jalan Sejahtera Sentosa tanpa takut berpendapat dan takut tentara.
Namun pada masa itu kepemimpinan yang bersifat otoriter membuat rakyat tidak bebas menyuarakan rakyat nya. Namun pada zaman milenial ini para pemimpin tidak bisa seperti itu lagi karna negara ini menganut prinsip demokrasi dimana rakyat sudah bisa menyuarakan pendapat nya karena teknologi yang sudah semakin pesat dan pemikiran yang semakin terbuka yang mengharuskan pemimpin milenial harus bisa menyesuaikan kepemimpinan nya
Perbedaan kepemimpinan zaman dahulu dengan zaman milenial ini, kepemimpinan zaman dahulu tidak terekpos melalui media cetak, elektronik dan sosial jauh bedanya dengan sekarang semuanya sudah bisa kita lihat secara terbuka dari bentuk kepemimpinannya bahkan sampai ke kehidupan pribadi nya juga.