Mohon tunggu...
Ika Mufarrohah
Ika Mufarrohah Mohon Tunggu... Guru - Lebih baik kamu memulai dengan karya original yang buruk, daripada karya yang hebat, tapi plagiat

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku Ilmu, Filsafat, dan Agama

17 Februari 2020   21:23 Diperbarui: 17 Februari 2020   21:28 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerbit: PT. Bina Ilmu Offset

Identitas Buku
Judul: Ilmu, Filsafat, dan Agama
Pengarang: H. Endang Saifuddin Anshari, M.A.
Penerbit: PT. Bina Ilmu Offset
Edisi Terbit: Cetakan VII / 1987
Kota Terbit: Bandung
Tebal Buku: 210 halaman

Pembahasan Buku

Buku karya H. Endang Saifuddin Anshari, M.A. ini terdiri dari enam bab yang memaparkan keterkaitan antara ilmu, filsafat, dan juga agama sesuai dengan judulnya, Ketika menjelaskan suatu bab, buku ini memaparkan pendapat-pendapat para filsuf, sehingga kita tahu perbandingan-perbandingannya. Kelemahan buku ini terletak pada bahasanya, buku ini menggunakan bahasa era 90-an sehingga banyak tata bahasa yang berubah yang menyebabkan kurangnya pemahaman pembaca era millennial ini.
Bab I membahas tentang perbedaan asasi antara manusia dan hewan yang menimbulkan perbedaan antar para ahli. Menurut ilmu biologi, manusia tergolong animalia. Akan tetapi, ada yang membedakan manusia dan hewan seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Sina yaitu: (1) Makan, (2) Tumbuh, (3) Berkembang biak, (4) Pengamatan hal-hal yang istimewa, (5) Pergerakan di bawah kekuasaan, (6) Ketahuan dari hal-hal yang umum, dan (7) Kehendak memilih yang bebas. Hewan hanya memiliki kesanggupan nomor 1 sampai 5 sedangkan tumbuh-tumbuhan hanya memiliki kesanggupan 1, 2, dan 3.
Menurut As-Syaikh Musthafa Al-Maraghi, ada lima macam dan tingkatan hidayat yang dianugerahkan Allah Swt. Kepada manusia, yaitu: (1) Hidayat al- Ilhami, gharizah atau instink, (2) Hidayat al- Hawasi, indra, (3) Hidayat al- 'aqli, akal budi, (4) Hidayat al- Adyani, agama dan (5) Hidayat at- Taufiqi. Hidayat yang ketigalah yang memisahkan antara insan dan hewan. Diatas akal-budi terdapat hidayat agama, dan diatasnya lagi ada hidayat at-Taufiqi.
Bab II  menjelaskan tentang ilmu pengetahuan. Menurut penulis, pengetahuan dibedakan atas empat macam:
a.Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang biasa, yang sehari-hari, yang disebut dengan pengetahuan.
b.Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistematika dan metode tertentu, yang disebut dengan ilmu pengetahuan.
c.Pengetahuan filosofis, yaitu semacam ilmu yang istimewa, yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak terjawab oleh ilmu- ilmu biasa yang biasa disebut dengan filsafat.
d.Pengetahuan Theologis,yaitu pengetahuan keagamaan, pengetahuan tentang agama, pengetahuan tentang pemberitahuan dari Tuhan.

Bab ke III tentang Filsafat, dimulai dari pembahasan tentang riwayat filsafat menurut para Ahli, diantaranaya:
1.Al-Farabi, falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia.
2.Herodotus, philosophein
3.Herakleitos, philosophos
4.Sokrates, philosophein.
Arti filsafat juga bermacam-macam, menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada. Sedangkan Aristoteles, filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Dan menurut Al-Farabi, filsafat ialah ilmu tentang alam yang maujud untuk menyelidiki hakikat. Objek Filsafat mencakup dua macam, yaitu :Objek materia filsafat (hakikat Tuhan, alum, manusia) dan Objek Forma filsafat (usaha mencari material filsafat secara radikal)
Perbedaan filsafat dan ilmu pengetahuan  ilmu mencari keterangan sejauh pembuktian penelitian, sedangkan filsafat mencakup tentang  tuhan, alam, dan manusia.
Filsafat dibagi ke dalam beberapa cabang, terdiri dari Metafisika, logika, etika, estetika, epistemology, filsafat lainnya Aliran-aliran teori pengetahuan,
1)Yang mengemukakan asal dan sumber pengetahuan : rasionalisme, empirisme, kritisme.
2)Mengemukakan hakikat pengetahuan manusia : realisme, dan idealism.
Pengetahuan yang tidak dapat diketahui filsafat karena tingginya pengetahuan itu, dapat diketahui karena diwahyukan.

BAB IV membahas tentang agama. Agama adalah "problem of ultimate concern" artinya ketika seseorang membicarakan agamanya, maka ia tidak dapat tawar menawar, apalagi dapat berganti. Kata Din tidak mesti artinya islam, din artinya adat kebiasaan, peraturan, undang-undang, hari kiamat, nasehat, dan agama. agama artinya Peraturan yang mengatur keadaan manusia, budi pekerti, dan hal  gaib. Agama diklasifikasikan diantaranya :
1. Revealedd and non-revealed, (agama yang bersangkutan dengan wahyu dan tdak bersangkutan dengan wahyu)
2. Missionary and non missionary (berisi dan tidak berisi peraturan mutlak)
3. Geographical-racial and universal. (semitik, arya, mongolian)
BAB VIII membahas tentang kepercayaan, mulai dari arti kepercayaan yakni sesuatu yang diyakini sebagai benar, kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari contohnya memercayai ibu sebagai orang yang merawat kita, kepercayaan dalam ilmu pengetahuan, kepercayaan dalam filsafat yakni mempercayai dasar dasar ilmu pengetahuan, kepercayaan dalam agama, serta fungsi kepercayaan. John W. Gardner berkata : " Tidak ada suatu bangsa yang dapat mencapai kebesaran kecuali jika bangsa itu memercayai sesuatu hal, dan kecuali jika sesuatu yang dipercayai itu mempunyai dimensi-dimensi moral untuk menopang sesuatu peradaban basar...."
Bab ke V membahas tentang agama sebagai kebenaran, memercayai berarti mengimani. Iman adalah bagian pokok dalam beragama. Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Adapun kebenaran terbagi menjadi dua yakni kebenaran yang mutlak yang langsung dari Allah, adapula kebenaran relative yaitu hasil usaha pencapaian budaya manusia, seperti : kebenaran spekulatif filsafat dan kebenaran positif ilmu pengetahuan serta kebenaran sehari-hari pengetahuan biasa.
Bab kesepuluh membahas tentang iman, akal budi, dan hati. Pengertian dari akal budi yakni suatu potensi dalam rohani manusia yang berkesanggupan untuk mengerti sedikit secara teoretis realita kosmis yang mengelilinginya, tetapi akal budi tidak sanggup memberikan kepastian-kepastian tentang Allah, dan tentang dunia dan akhirat. Dan dalam buku ini juga membahas faktor hati disamping akal budi. Adapun  di bab sebelas membahas Albert Einstein tentamg agama dan akal pikiran.
Bab VII membahas tentang nisbah antara ilmu, filsafat, dan agama. Dalam buku ini pengarang meletakan titik persamaan antara ilmu, filsafat, dan agama  pada tujuan yakni sama-sama menghampiri kebenaran. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran tentang alam maupun manusia. Filsafat menghampiri kebenaran tentang alam, manusia maupun tuhan. yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu. Agama memberikan jawaban atas segala persoalan yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia, maupun tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun