Mohon tunggu...
Ika Mufarrohah
Ika Mufarrohah Mohon Tunggu... Guru - Lebih baik kamu memulai dengan karya original yang buruk, daripada karya yang hebat, tapi plagiat

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu"

17 Februari 2020   09:32 Diperbarui: 17 Februari 2020   09:47 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IdentitasBuku

Judul                : Orientasi ke Arah PemahamanFilsafat Ilmu


Pengarang       :Prof. Dr. Mukhtar  Latif, M.Pd


Penerbit          :Kencana Prenadamadia Group


Edisi Terbit      :Cetakan I / April 2014


Kota Terbit      :Jakarta


ISBN                 : 978-602-7985-68-1


Tebal Buku      :xiv + 340 halaman




  • Pembahasan Buku

                Buku ini mengulas tentang banyak hal mengenai filsafat ilmu mulai dari hakikat filsafat ilmu sampai perspektif ilmu seni dan agama dalam khazanah pengetahuan, budaya, dan peradaban pada bab terakhir. Dikemas dengan cover yang menarik, isinya juga mudah dipahami sebagaimana tujuan dari buku inisebagai sumber belajar filsafat ilmu di perguruan tinggi dan memperkaya hazanah keilmuan akademis yang ulul albab.

                Buku ini terdiri dari 13 bab, bab pertama yakni pendahuluan yang mengulas filsafat secara garis besarnya saja. Hal-hal yang tercantum dalam bab ini yakni mengenai macam-macam kebenaran, kriterianya, serta perkembangannya, pengertian filsafat, karakteristik berfikir filsafat, metode berfikir filsafat, pemikiran modern tentang filsafat, pengertian ilmu dan filsafat ilmu, hakikat filsafat ilmu, inovasi yang dilakukan filsafat barat, pijakan filsafat ilmu, dan yang terakhir yaitu tujuan filsafat ilmu.

                Bab II berisi tentang hakikat filsafat ilmu yang mencakup pengertian, cakupan, objek, metode, dan tujuan. Ahmad Saebani mengartikan filsafat sebagai ilmu yang mengkaji seluk-beluk dan tata cara memperoleh suatu pengetahuan, sumber pengetahuan, metode dan pendekatan yang digunakan untuk mendapat pengetahuan logis dan rasional. Sedangkan Israel Scheffer mengungkapkan tiga bidang : (a) peran ilmu dalam masyarakat (b) dunia sebagaimana digambarkan oleh ilmu; (c) landasan ilmu, menyelidiki metode ilmu, bentuk logis, cara penyimpulan, dan konsep dasar ilmu. Adapun objek filsafat terdapat dua macam objek, yaitu objek material dan formal. Dalam sejarah tercatat metode filsafat sedikitnya sepuluh metode, yakni :Metode kritis, intuitif, skolastik, filsafat rene dascartes dan pengikutnya, metode geometri, metode transendental, metode fenemonologis, metode dialektis, metode neopositivistis, metode analitika bahasa. Dan yang terakhir adalah tujuan, seperti yang dikatakan mustansyir dkk. pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

                Bab ke III membahas tentang filsafat dan sejarah perkembangan ilmu. Filsafat barat muncul di Yunani sejak abad ke-7 SM. Dan berkembang pada tahun 470-322 SM. Dan setelah itu barulah muncul tiga aliran filsafat yakni stoisisme, epikurisme, dan neo-platonisme. Pada abad XV dan XVI dinamai filsafat modern yang pada masa itu muncul semangat perubahan dalam kerangka berfikir. Kenmudian masa filsafat kontemporer yang ditandai dengan keinginan untuk mendobrak sifat-sifat filsafat. Selain membahas perkembangan filsafat barat buku ini juga membahas perkembangan filsafat timur serta filsafat timur tengah.

                Bab IV menjelaskan tentang dasar dan jenis ilmu pengetahuan. Dasar ilmu pengetahuan yakni meliputi: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Jenis ilmu pengetahuan menurut Fuad Ikhsan ada empat macam : (a) wahyu (b) intuitif  yakni kebenaran yang imajinatif dalam pengalaman pribadi seseorang (c) kebenaran yang tidak bersifat intuitif (d) rasional.

                Bab V tentang filsafat ilmu, kebenaran dan penjelajahannya. Membahas tentang : 1. Ontologis : Tentang hakikat yang ada, baik berbentuk jasmani/konkert maupun rohani/abstrak. 2. Epistemologis : Metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar melalui akal, indra, dan lain-lain 3.  Aksiologis :  membicarakan kegunaan ilmu dengan menyelidiki hakikat nilai. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah mencakup segala sesuatu (yang tampak secara fisik maupun non fisik berupa fenomena atau gejala kerohanian, kejiwaan, atau sosial) sejauh dapat dijangkau pikiran atau indra manusia. Hasil dari kegiatan ilmu pengetahuan mencakup 2 hal, yaitu penjelasan gejala hukum bila merupakan gejala alam, dan sebagai dalil bila merupakan gejala berpikir atau abstrak. Tujuan Ilmu Pengetahuan ada 2, pertama, pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri. Kedua, ilmu pengetahuan pragmatis, yaitu pengetahuan harus memberi manfaat dalam penyelesaian permasalahan kehidupan. Sedangkan ciri Ilmu Pengetahuan yaitu Sistematis, empiris, objektif, analitis, verifikatif.

                Bab VI membahas filsafat ilmu, dan pengembangan metode ilmiah. Metode Ilmiah merupakan prosedur untuk memperoleh pengetahuan, yaitu dengan cara epistemology. Pertimbangan memilih metode ilmiah: studi kasus, survei, pengembangan (R&D), tindak lanjut, analisis isi, kecenderungan, korelasional. Metode ilmiah menurut para tokoh : 1. Popper dengan teori belajar Induktif. Penyelidikan harus fokus pada persoalan dan menemukan solusi. 2. Thomas Khun, Revolusi Ilmiah merupakan peralihan paradigm lama ke paradigm baru.

                Bab VII tentang sarana berpikir ilmiah dalam pengetahuan diantaranya : Sarana Berpikir Ilmiah ada 3 : 1. Logis (sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan) 2. Matematika (penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat) 3. Statistika (kuantitatif tingkat ketelitiannya)

                Bab VIII mengenai aspek ontology ilmu pengetahuan . Ontologi membahas hakikat ilmu pengetahuan, objek kajiannya adalah realitas yang ada. Memandang ilmu dari adanya imu, bentuk ilmu, wajah ilmu, serta perbandingan antara ilmu satu dengan yang lain merupakan cara berpikir ontologis. Sedangkan karakteristinya yaitu ada, realitas, eksistensi, esensi, subtansi, perubahan, tunggal dan jamak.

                Bab IX mengupas hakikat epistemologi ilmu pengetahuan. Epistemologi dalam ilmu filsafat berarti masalah-masalah yang muncul untuk menyusun ilmu pengetahuan. Epistemologi lahir dikarenakan ketidakpuasan manusia terhadap panca indera karena dianggap tidak lagi valid. Epistemologi membahas apakah yang membedakan pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang salah? Dan tentang bagaimana cara ilmu pengetahuan memperoleh kebenarannya.  Cara untuk membedakan pengetahuan yang memadai atau “sebenarnya” dengan pengetahuan yang palsu dapat dilakukan dengan pendekatan konstruktivisme individual dan konstruktivisme sosial. Metode untuk memperoleh pengetahuan sebagai berikut : Metode empiris, rasionalisme, fenomenalisme, intuisionisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun