Saya jadi ingat seorang teman blogger yang sempat ditertawakan karena bersikukuh untuk menulis berdasarkan pengalamannya dan apa yang memang ingin dia tulis. Dan nyatanya, blogya memang ramai pengunjung yang sebetulnya berasal dari orang-orang yang rajin mengikuti tulisan-tulisannya.
Namun bagi blogger penganut proses seperti yang tadi sudah saya ceritakan, hal itu tidak berlaku lagi. Pendapatnya itu didasarkan sekian ilmu tentang blogging yang sudah dia dapat.Â
Sementara itu di sisi lain, beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti pertemuan lewat zoom tentang bagaimana memilih kata kunci. Nara sumbernya konon adalah orang yang cukup kompeten tentang SEO. Namun apa yang saya dapatkan? Nara sumbernya malah mengatakan kalau sekarang algoritme penilaian Google terhadap blog tidak lagi berdasarkan kata kunci.
Jika mengingat dua cerita tersebut, saya tertawa. Menertawakan ironi, entah fenomena mana sebetulnya yang sedang terjadi dan apa yang mesti dilakukan seorang blogger masa kini.
Kompasiana, Tempat Nyaman untuk Siapapun yang Ingin Menulis Tanpa Banyak Pusing
Dan inilah saya sekarang, yang pada akhirnya lebih banyak memilih menulis di Kompasiana dari pada di blog pribadi. Jika melihat apa saja yang tadi sudah saya paparkan, tentunya apa yang kemudian tidak saya dapatkan dari blog pribadi itulah yang justru saya temukan di Kompasiana.
Di Kompasiana, saya bisa menulis apa saja. Bisa fiksi, sampai nonfiksi. Bisa berita, sampai pandangan pribadi dalam bentuk opini..
Dan untuk menulis semua itu, saya tak perlu melewati banyak proses seperti yang tadi saya ceritakan tentang proses menulis di blog. Cukup berpikir, dan menulis.
Di Kompasiana, tulisan saya pun berpeluang untuk dibaca banyak orang. Sementara di blog, saya harus membuat struktur tulisan sebegitu panjang prosesnya agar berpeluang dilirik oleh algoritma Google.Â
Untuk saya yang ibu rumah tangga bekerja di rumah, dengan anak kecil yang masih harus saya perhatikan setiap harinya, tentunya saya tidak punya waktu banyak jika diminta lebih dari sekedar menulis.Â