Jujur, ini kali pertama saya terkejut usai posting sebuah tulisan di Kompasiana. Biasanya dalam hitungan detik, saya sudah bisa melihat tulisan yang saya posting di bagian profil. Tapi tidak kali ini.
Jadi ceritanya, akhir-akhir ini saya memang sedang rajin posting tulisan-tulisan di blog lama yang sudah saya tutup. Saat sekarang setelah sudah punya blog baru, tulisan tersebut tidak bisa saya posting di sana.
Niche blog saya sekarang lebih ke arah tema keluarga. Sementara dulu di blog lama yang sudah dihapus itu, saya banyak memposting cerpen.
Karena sayang dari pada tulisan-tulisan tersebut mengendap di laptop, saya terpikir mempostingnya di Kompasiana saja.
Dan terjadilah kejadian itu. Saat saya memposting sebuah tulisan cerpen yang berjudul Pak Umar dan Sepeda Jengkinya, tulisan itu tidak muncul. Tak lama kemudian saya malah mendapat surat peringatan kalau tulisan tersebut adalah jiplakan.
Dalam surat peringatan itu dinyatakan bahwasanya tulisan saya diduga menjiplak, mengutip, menyalin-tempel (copy-paste) sebagian atau keseluruhan konten karya pihak lain.Â
Kaget lah saya. Kok bisa tulisan saya sendiri dinyatakan seperti itu. Sementara, saya sendiri merasa tidak pernah posting cerpen ini di media lain.
Langkah yang kemudian saya lakukan adalah mencari di penelurusan Google dengan kata kunci isi cerpen saya tadi. Ternyata, ini dia biang keroknya!
Sementara tulisan yang pernah saya posting di blog lama, sudah sempat saya posting sebelum orang ini memposting di blognya. Ini hasil copy paste tulisan saya yang sempat saya lakukan sebelum blog itu saya tutup.