Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep Pak Hatta, Ramalan Pak Siwabessy, dan Doa untuk Peserta BPJS Kesehatan yang Sehat

15 Juni 2016   22:34 Diperbarui: 16 Juni 2016   22:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan berkas BPJS Kesehatan di bagian pendaftaran sebuah rumah sakit di Lamongan. (Foto: koleksi pribadi)

Lantas kepada siapa saya dan keluarga harus berterima kasih? Sejujurnya, dulu saya hanya terpikir yang paling besar jasa baiknya dalam memberikan manfaat BPJS Kesehatan kepada orang-orang seperti saya dan keluarga adalah pemerintah. Saya terlupa, jika dalam program BPJS Kesehatan ini ada kekuatan gotong royong orang-orang sehat yang terus membayar iuran kesehatan tapi tidak atau belum menggunakannya.

Analoginya, mirip dengan gotong royong orang desa saat membangun rumah seperti yang tadi telah saya tulis sebelumnya. Saat kita membutuhkan, ada bantuan yang mengalir pada kita. Begitu juga ketika kita sedang tidak membutuhkan, maka giliran kita membantu yang lain.

Pemerintah berperan sebagai pihak yang mengatur arus dana yang terhimpun dan tersalurkan ke mereka yang membutuhkan. Seperti yang telah saya dan keluarga dapatkan manfaatnya. Jika dilogika, bagaimana bisa kami yang baru beberapa waktu menjadi anggota BPJS Kesehatan, langsung dapat merasakan manfaat fasilitas tersebut. Padahal jika dihitung, biaya iuran kami selama tujuh bulan ini masihlah belum sebanding dengan nominal biaya pengobatan yang telah saya dan keluarga dapatkan. Mereka yang sehat dan ikut BPJS Kesehatan lah yang telah menolong orang-orang seperti saya dan keluarga.

Jika Pak Hatta masih hidup, mungkin ia akan senang melihat betapa azas kedaulatan rakyatnya telah menjelma ke dalam bentuk BPJS Kesehatan. Kami yang hidup sekarang ini masih memiliki sanubari gotong royong lho, Pak. Demikian pula dengan Pak Siwabessy yang mungkin akan tersenyum saat angan-angannya mewujud 65 tahun kemudian.

Kerumunan pendaftar untuk berobat di sebuah rumah sakit di Lamongan. Setiap harinya, hampir sebagian besar dari mereka adalah pengguna BPJS Kesehatan. Foto ini saya ambil pada hari Kamis (16/6)
Kerumunan pendaftar untuk berobat di sebuah rumah sakit di Lamongan. Setiap harinya, hampir sebagian besar dari mereka adalah pengguna BPJS Kesehatan. Foto ini saya ambil pada hari Kamis (16/6)
Dan semoga tulisan ini juga membuat siapapun yang telah menjadi anggota BPJS Kesehatan dengan kondisi terus membayar tanpa belum pernah menggunakan dana untuk pengobatan, menjadi tersenyum. Terima kasih, Anda telah menolong orang-orang seperti saya dan keluarga. Semoga Tuhan selalu memberi kesehatan kepada Anda yang tanpa langsung telah menolong kami yang membutuhkan.

Bahan bacaan:

http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2013/4

Buku Bung Karno vs. Bung Hatta Oleh Wawan Tunggul Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun