Mohon tunggu...
Ika Kumala Dewi
Ika Kumala Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - IT student in Darul Ulum University, Jombang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

1 th Writter & Website Administrator at Okebis.com. || 2 th Manager Marketing at Al Azhar Arabic and English Academy. || 3 th Freelancer Website Developer, IT Education, & System Analyst at Himma Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Edukasi Online pada Pelajar Ekonomi Menengah ke Bawah

25 September 2020   09:33 Diperbarui: 25 September 2020   09:45 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah hak semua orang, adanya pandemi virus corona ini membuat pendidikan Indonesia perlu membanting setir dan berganti haluan dari pendidikan tatap muka menjadi pendidikan jarak jauh dengan melalui jalur edukasi online.

Seperti yang telah di ketahui bahwa saat ini banyak sekolah di liburkan untuk sementara waktu guna menanggulangi wabah virus corona yang semakin lama semakin mengkhawatirkan. Jumlah kasus yang terus meningkat membuat pemerintah Indonesia terpaksa memberikan keputusan penutupan sementara intansi pendidikan forma maupun nan formal tanpa batas waktu yang ditentukan. Dengan begini edukasi di Indonesia di alihkan pada edukasi digital dan para pelajar di tuntut untuk mengikuti pembelajaran online seperti yang telah diumumkan.

Lantas apakah ada ttoleransi bagi mereka yang tidak memiliki smartphone? Kenyataannya para pelajar diharuskan memiliki smartphone beserta paket internet nya jika ingin mengikuti kelas online di sekolahnya. Sudahkah hal ini menjadi pertimbangan?

Saat ini tak bisa di pungkiri bahwa masih banyak pelajar yang terkena dampak edukasi online terutama pada pelajar ekonomi mengengah ke bawah. Smartphone bagi sebagian pelajar merupakan barang mewah yang masuk dalam kebutuhan tersier, namun saat ini tanpa sadar pemerintah telah memaksa para pelajar untuk memiliki smartphone jika ingin tetap mengenyam pendidikan. Sudah sejauh manakah  pemerintah dalam memikirkan dampak-dampak ini? 


Meski demikian, telah banyak perusahaan telekomunikasi yang mendukung pendidikan di Indonesia dengan memberikan berbagai diskon dan promo khusus pelajar agar mereka tetap bisa mengenyam pendidikan dengan biaya yang minim. Contoh kecilnya adalah kuota khusus pelajar yang dijual oleh perusahaan telekomunikasi dengan harga yang sangat murah dengan harapan dapat membantu para pelajar untuk mendapatkan hak mereka.

Sebagian pelajar merupakan masyarakat dari ekonomi menengah kebawah, bagi mereka butuh kerja keras bahkan hanya untuk makan sesuap nasi. Jadi, membeli smartphone untuk seklah anak mereka pasti akan menjadi beban yang cukup berat. Mari patuhi protokol kesehatan agar turut membantu menekan jumlah kasus covid-19 di Indonesia agar edukasi di Indonesia juga bisa pulih dan intansi pendidikan bisa kembali aktif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun