Mohon tunggu...
Didi Suprapta
Didi Suprapta Mohon Tunggu... Administrasi - blogger | photographer | marketer | fasilitator Google Gapura Digital

Motret untuk IKADS Photography Ngurusin tour & travel BaliAdventours.com Bantu istri di AvrilMart Ngehost experience di Airbnb.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Social Media Marketing Itu Relationship Marketing

2 November 2011   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:09 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percaya tidak percaya, bahwa calon konsumen yang paling berpeluang itu adalah teman terdekat. Teman juga bisa menjadi agent penjualan tidak langsung dari produk atau jasa yang kita tawarkan. Jadi, bisnis sebenarnya dimulai dari hubungan kedekatan. Maka, saya menyebutnya relationship marketing. Marketing yang mengandalkan hubungan dalam sebuah jaringan. Ketika pertama kali meluncurkan produk, orang pertama yang disuruh mencoba produk kita tentu orang terdekat kita. Nah, jika hasilnya memuaskan, baru dilaunching ke pasar.

Relationship marketing mengacu pada segala sesuatu yang Anda lakukan untuk membuat pelanggan prospektif saat ini dan calon pelanggan mengenal produk dan jasa Anda, posisi bisnis Anda di benak mereka sebagai pilihan yang tepat, dan membantu Anda untuk membangun hubungan jangka panjang, hubungan yang menguntungkan dengan mereka.

Jika hubungan pemasaran tradisional adalah transaksional, pendekatan pemasaran saat ini ada relasional. Gaya pemasaran tradisional sebagian besar berfokus pada transaksi penjualan. Relationship marketing berfokus pada bekerja bersama-sama dengan prospek Anda dan pelanggan untuk bersama-sama menciptakan pengalaman dan produk yang lebih bermakna, pribadi, dan abadi.

Dengan berkembangnya berbagai model media sosial saat ini, akan lebih mudah dari sebelumnya untuk mengalihkan fokus Anda dari pemasaran transaksional menuju pemasaran relasional. Pelanggan dan prospek Anda ingin tahu bahwa Anda mendengarkan, bahwa mereka penting bagi Anda, dan bahwa Anda berusaha untuk meningkatkan merek Anda, produk dan jasa sebagai hasil dari umpan balik mereka. Komunikasi yang berkembang saat ini tidak lagi satu arah, tetapi dua arah. Anda perlu untuk merangkul percakapan prospek dan pelanggan anda. Terlibat atau mati!

Facebook, Twitter dan berbagai media sosial adalah tempat merangkul prospek dan pelanggan, tempat dimana terjadi pembicaraan, tempat dimana prospek dan pelanggan mengkreasikan produk yang ingin mereka dapatkan. Yang perlu anda lakukan adalah terlibat dan menjadi bagian dari mereka. Rangkum keinginan mereka, kembangkan produk dari hasil pembicaraan mereka.

Caranya?

Dua raksasa media sosial, Facebook dan Twitter mempunyai model yang sedikit berbeda. Di Facebook kita Akun Pribadi, Page dan Group, Subscription dan Event. Di Twitter kita mengenal follower. Facebook juga telah menambahkan satu model baru yang dikenal dengan nama subscription. Modelnya tidak jauh berbeda dengan follower. Pelanggan berbicara dengan Anda dan antar sesama pelanggan lewat alat-alat yang saya sebutkan di atas.

Ketika memutuskan untuk membuat satu Facebook untuk bisnis Anda misalnya, jangan anda berpikir menjual produk atau jasa Anda lewat Page itu. Buatlah page untuk merangkul lebih banyak pembicaraan. Biarkan interaksi berkembang antar pengguna. Ada baiknya Anda menempatkan diri sama dengan mereka. Anda mendengarkan, memberi saran, bertanya dan ikut berperan aktif bersama-sama mereka. Maka, produk yang dihasilkan adalah co-creation antara anda dengan pelanggan Anda.

Demikian. Engage or Die? Terlibat atau Bisnis Anda Mati Perlahan?

*) tulisan lain bisa dibaca di http://www.ikads.me

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun