Mohon tunggu...
Zulfa Zaida
Zulfa Zaida Mohon Tunggu... Teacher - Teacher

Seseorang yang masih fakir ilmu dan ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Tak Butuh Orang Pintar

3 Mei 2017   21:41 Diperbarui: 3 Mei 2017   22:29 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Indonesia itu tidak butuh pemimpin yang PINTAR, tapi yang IKHLAS”

      Beberapa minggu yang lalu, saya iseng-iseng ikut hadir di Ceramah umum nya Pak Ridwan Kamil di Tasikmalaya. Kutipan pak Ridwan Kamil di atas sangat menampar sekali, apalagi bagi anda para pemuda. Hati saya bergumam mengiyakan perkataan beliau, seakan saya ingin menghakimi diri sendiri “sudahkah kamu menjalankannya dengan ikhlas?”. Pikiran dan hati saya berontak dengan status saya sebagai “pemudi pemakan uang negara”. Koruptor? Bukan, bukan itu maksud saya. Pemakan uang negara disana bermakna, bahwa saya sekolah hingga bisa mengenyam pendidikan S1 saat ini sangat bergantung pada uang negara atau sering kita sebut sebagai beasiswa. Alhamdulillah, negara masih peduli terhadap pendidikan rakyat biasa seperti saya.

      Ada satu kutipan lagi dari tutor saya “Milikilah mental Scholar sebelum menjadi seorang Scholar”. Mental disana yaitu dengan label “Scholar” yang dibawanya dapat membawa manfaat dari orang lain. Beasiswa yang kita dapatkan itu bukan hanya sekedar alat untuk bermain-main saja, bahkan yang paling saya prihatin itu ada beberapa penerima beasiswa yang malah terjerumus kepada hedonisme dan individulisme. Negara ini tidak membiayai orang-orang yang hanya pintar saja. Toh kalau pintar saja belum tentu dia mau mengabdikan dirinya bagi bangsa ini. Bisa kita bayangkan berapa triliyun kah negara ini merugi akibat membiayai orang-orang seperti itu? Padahal diluar sana masih banyak yang membutuhkan bantuan, yang memang belum tersentuh dengan bantuan beasiswa ini. Jika kita masih saja menyia-nyiakan beasiswa ini, betapa dzolim kah kita pada negara ini? Naudzubillah.

     Menjadi penerima beasiswa ini memang bukan perkara yang mudah. Kita dituntut untuk lebih peka terhadap nasib bangsa ini. Pintar saja tidak cukup. Namun diperlukan adanya mental ikhlas sehingga beasiswa ini dapat dijadikan modal sebagai kebermanfaatan kita kepada orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun