Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bendera Suci dan Gadis yang Bugil

11 November 2018   16:08 Diperbarui: 13 November 2018   19:57 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari arah utara berjalan seorang gadis, tubuhnya polos, tak ada sehelai benang yang menutupi bahkan untuk hal yang paling tabu sekalipun. Tapi sang gadis tak peduli, melengak-lenggok tanpa beban, sesekali ia tersenyum bahkan tertawa. Orang-orang membuang muka. laki-laki memalingkan wajahnya yang memerah, walau diam-diam kembali melirik. Yang perempuan terpekik kecil, menutup mulut, lalu buru-buru berbalik badan. Hanya seorang anak kecil yang menatap polos ke arah gadis yang bertubuh polos itu, namun buru-buru seorang ibu menariknya sambil mendelik marah. Sang anak kecil tidak mengerti, ia masih ingin berpaling, tapi Ia sudah ditarik pergi oleh ibu itu.

Gadis tanpa sehelai benang, cekikikan tapi tak peduli.   Orang-orang tahu Ia gadis hilang ingatan dan tak ada yang akan peduli untuk melilitkan sehelai kain di tubuhnya. Tapi  si Gadis juga tak peduli, kakinya terus melangkah ke selatan.

Dari selatan terlihat rombongan manusia berjalan mengular. Ramai sekali. Angkasa dipenuhi bendera dan umbul-umbul. Bukan bendera dan umbul-umbul biasa ternyata, karena di kain yang diarak tinggi-tinggi itu tertera kalimat suci,  nama Tuhan dalam salah satu agama di negeri tersebut. Spanduk yang dibawa beberapa orang juga tertera kalimat suci itu, nama Tuhan.  

Parade kalimat suci, setiap tahun dirayakan. Konon diperingati setiap tanggal yang diyakini pada waktu itulah nama Tuhan diperkenalkan pada manusia.  Parade yang tak lengkap tanpa membawa nama Tuhan di bendera, dengan itulah konon keimanan mereka diukur. Entah demikian ajaran agama mereka, entah ajaran itu didapat dari mana, yang pasti setiap tahun, setiap parade, selalu nama Tuhan dan kalimat suci ada di spanduk, ada di umbul-umbul, ada di bendera bahkan ada di baju mereka.

Si gadis polos cekikan berjalan ke selatan. Rombongan dengan bendera dan spanduk suci bergerak dari selatan. Pada satu titik mereka akan bertemu. Dan betul...mereka akhirnya bertemu.  Melihat dari arah depan melenggak gadis polos tanpa benang, sontak parade 'kalimat suci' berhenti. Mata-mata memandang tak berkesip, meskipun kemudian sama-sama berpaling. Satu-dua, tiga, empat bahkan tak terhitung kelihatan penasaran, lalu kembali memandang ke arah gadis yang meski juga berhenti namun terlihat acuh tak acuh.

"Gadis gila." Bisik salah seorang. Tak ada yang menimpali.  Tapi tiba-tiba salah seorang di antara mereka mencopot bendera dari tiangnya.  Bendera dengan kalimat suci karena berisi nama Tuhan lalu dibawanya setengah berlari ke arah gadis bugil itu. Sambil memejamkan mata ia lantas melilitkan bendera itu ditubuh gadis yang bugil tersebut. Tubuh gadis itu memang tidak sepenuhnya tertutupi, tapi setidaknya dari dada sampai ke atas lututnya kini telah terbalut kain, tepatnya bendera dengan kalimat suci di dalamnya.  

Si gadis bugil, sejenak terdiam. Lalu mulai tersenyum-senyum, ketawa, cekikikan dan berputar-putar. Mungkin Ia menyangka dirinya kini seperti model iklan sabung mandi di Tv. Mungkin juga sudah lama ia berharap ada orang yang memberikan kain sekedar untuk melilit tubuhnya. Entahlah.., tapi ia memang terlihat gembira. Tapi kegembiraan itu hanya sejenak.  Tiba-tiba Ia berhenti menari-nari. Ia terdiam. Matanya tiba-tiba melotot memandang simbol suci yang tertera pada bendera yang melilit tubuhnya. Tatapan matanya beralih pada orang yang membawakan bendera untuk melilit tubuhnya yang polos itu. Tatapan yang tampak berapi-api. Lalu si gadis menjerit marah sambil menunjuk pada orang yang melilitkan bendera berisi kalimat suci di tubuhnya. Orang itu surut beberapa langkah. Dari menjerit marah, mata gadis yang dianggap gila itu berair. Ia menangis, awalnya pelan lalu tersedu-sedu. Masih menangis pelan-pelan bendera berisi kalimat suci itu dilepaskan dari tubuhnya, dilipatnya, kemudian diletakkan di atas kepalanya. Bendera berisi kalimat suci yang tadi dililitkan ditubuhnya itu kini dijunjung di atas kepalanya.

Si gadis menghapus air matanya,  berbalik, lalu Ia melangkah ke utara, searah dengan dengan rombongan parade. Gadis itu kembali bugil, melangkah dalam kepolosan. Tersenyum, kadang tertawa cekikikan. Bedanya kini ia menjunjung bendera dengan kalimat suci di atas kepalanya.  Di belakangnya rombongan parade "kalimat suci" berjalan pelan mengikuti, tapi tanpa bendera berisi kalimat suci. Bendera dan umbul-umbul, bahkan spanduk telah dilipat dan mereka sama-sama menjunjungnya di atas kepala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun