Mohon tunggu...
Iis Riyani
Iis Riyani Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru yang mengajar disekolah dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Positif di Sekolah

17 September 2022   06:00 Diperbarui: 17 September 2022   05:59 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya Positif di Sekolah

 

Oleh : Iis Riyani,S.Pd

CGP Angkatan 5 Kab Sumedang

 

Untuk mewujudkan budaya positif disekolah tentu memerlukan kolaborasi semua pihak di sekolah kenapa? Karena hal ini akan terwujud bila berawal dari kebiasaan -kebiasaan baik yang biasa dilakukan oleh semua baik murid, guru, kepala sekolah, OPS, penjaga sekolah dan lingkungan di sekitar sekolah.Adanya kebiasaan baik yang biasa dilakukan akan menumbuhkan karakter baik yang menuju pada budaya positif sekolah. Ini berhubungan dengan motivasi masing masing individu artinya bahwa motivasi itu akan timbul dengan sendirinya ketika ada dorongan dari dalam diri untuk melakukan apa yang diyakini oleh diri. 

Motivasi yang timbul dari dalam diri karena keyakinan yang dinilai baik adalah motivasi intrinsik dimana motivasi ini timbul karena adanya rasa penghargaan pada diri bukan rasa ingin mengindari dari sesuatu seperti motivasi ekstrinsik yang timbul karena adanya rasa ingin menghindar dari sesuatu atau  hukuman dan adanya rasa ingin dihargai atau diberi imbalan.

Budaya positif yang bisa dilakukan dikelas misalnya dengan membuat keyakinan kelas dimana anggota kelas secara bersama sama membuat keyakinan kelas yang menurut mereka yakini bahwa ini sesuai dengan nilai nilai yang berlaku secara universal.

Budaya Positif bisa dilakukan ketika kita tidak lagi menggunakan hukuman disekolah tetapi menggantinya dengan restitusi. Karena hukuman itu lebih menyakitkan dan bersifat permanen dalam ingatan anak didik kita sehingga ini akan membekas pada diri mereka ditambah lagi dengan adanya 5 posisi kontrol. Salah satunya guru sebagai penghukum. Anak didik akan mentaati peraturan sebagai bentuk mereka menghindari hukuman. 

Ketika kita menjalani apa yang namanya restitusi kita sebagai pendidik akan duduk bersama anak didik kita untuk sama sama mencari solusi dari masalah yang timbul apakah ini sesuai dengan keyakinan,apa keyakinan yang sudah dilanggar lalu solusi apa yang bisa diambil. Dengan cara ini anak didik diajak untuk memahami apa yang menjadi masalahnya dan solusi baik apa yang bisa diambil untuk menyelesaiakn masalah yang timbul.

Masalah yang ditimbulkan atau yang dilakukan oleh anak didik disebabkan oleh adanya kebutuhan dasar dari mereka yang mungkin saja salah satunya tidak terpenuhi sehingga mereka melakukan perbuatan yang mengundang orang lain untuk melihat apa yang mereka inginkan dalam hal ini mereka lakukan dengan kegiatan yang bersifat negatif misalkan ketika satu kebutuhan dasar manusia dari anak itu untuk memperoleh kesenangan tidak terpenuhi maka mungkin saja anak itu akan melakukan tindakan dikelas yang kurang baik karena kebutuhanya tidak terpenuhi.

Berlakunya Budaya Positif  dilingkungan sekolah tentu akan berpengaruh positif pada warga sekolah semua, artinya bahwa hal itu akan terwujud jika kita dan seluruh warga sekolah bersama sama mulai dari sekarang mewujudkan apa yang menjadi Budaya Positif disekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun