Mohon tunggu...
Iis Permatasari
Iis Permatasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya mahasiswa yg gabut, dan pengen jadi orang kaya:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Serta Kearifan Lokal dalam Pengelolaan SDA pada Lahan Gambut

23 Desember 2022   12:31 Diperbarui: 23 Desember 2022   12:37 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai lahan gambut yang cukup luas, Di Kalimantan Selatan luas lahan gambut berdasarkan Peta Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) Badan Restorasi Gambut (BRG) mencapai 103.000 hektare lebih. Namun luas keseluruhan lahan gambut diperkirakan mencapai 300.000 hektare. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, terbatasnya lahan mendorong terjadinya alih fungsi lahan gambut menjadi lahan pertanian, industri kertas, pengembangan bioenergi serta permukiman. Lahan gambut memiliki fungsi strategis, seperti fungsi hidrologis, penambat (sequester) karbon dan biodiversitas. Dampak penggunaan lahan gambut dapat berupa subsiden, meningkatnya kebakaran dan emisi gas rumah kaca. Lahan gambut menyimpan C jauh lebih tinggi dibanding tanah mineral.Di daerah tropis C yang disimpan tanah dan tanaman pada lahan gambut besarnya 10 kali C yang disimpan oleh tanah dan tanaman pada tanah mineral.Pengelolaan sumber daya air pada lahan gambut sangat penting, selain untuk penyerapan C, air pada lahan gambut berfungsi sebagai sumber air tawar (mencapai 8-13 kali volume gambut itu sendiri). Air faktor penting dalam proses pembentukan kubah gambut; dan drainase (walaupun tidak selalu) menjadi penyebab terjadinya subsidensi permukaan tanah. Disamping itu, gambut menjadi sangat rapuh setelah mengering (fragile) dan mudah terbakar, sehingga pengelolaan air di lahan gambut sangat penting.Pemanfaatan lahan gambut menimbulkan dampak positif dan negatif, yaitu memberikan keuntungan ekonomi, tetapi menimbulkan penyusutan keaneka ragaman hayati, kerusakan tata air, dan peningkatan emisi CO2. Pengelolaan lahan gambut harus mempertimbangkan aspek ekonomi,sosial dan lingkungan agar sumber daya alam dan lingkungannya berkesinambungan.
Pengelolaan sumber daya air pada lahan gambut begitu penting. Selain untuk penyerapan C, keberadaan air pada lahan gambut juga berfungsi sebagai sumber air tawar dalam volume yang signifikan, yaitu mencapai 8 hingga 13 kali dari volume gambut itu sendiri. Air merupakan faktor penting dalam proses pembentukan kubah gambut; dan drainase (walaupun tidak selalu) menjadi penyebab terjadinya subsidensi/penurunan permukaan tanah. Disamping itu, gambut akan menjadi sangat rapuh setelah mengalami proses pengeringan (fragile) dan mudah terbakar, sehingga pengelolaan air di lahan gambut sangat penting untuk diperhatikan. Dalam pengelolaan air di lahan gambut yang paling penting diperhatikan adalah tinggi muka air tanah.Tinggi muka air tanah harus sedemikian hingga lahan tidak terlalu basah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik tetapi juga harus dapat menjaga kelembaban lahan gambut sehingga gambut tidak mengalami kekeringan. Lahan gambut memiliki daya hantar hidrolik yang tinggi, baik secara vertikal maupun horizontal.Oleh karena itu, diperlukan saluran yang dapat membantu kelancaran pengairan dan drainase kawasan lahan gambut. Kunci pengendalian muka air tanah adalah mengatur dimensi saluran drainase, terutama kedalamannya, dan mengatur pintu air.

Teknologi pengolahan SDA pada lahan gambut
Pengelolaan air di lahan gambut bertujuan untuk mengatur pemanfaatan sumber daya air secara optimal sehingga didapatkan hasil/produktivitas lahan yang maksimal, serta sekaligus mempertahankan kelestarian sumber daya lahan. Salah satu teknik pengelolaan air di lahan gambut dapat dilakukan dengan membuat parit/saluran, dengan tujuan untuk mengendalikan keberadaan air tanah di lahan gambut sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan dibudidayakan. Artinya: gambut tidak menjadi kering di musim kemarau, tapi juga tidak tergenang di musim hujan. Hal demikian dapat dicapai dengan membuat pintu air (flapgate) yang dapat mengatur tinggi muka air tanah gambut sekaligus menahan air yang keluar dari lahan. Tujuan selanjutnya yaiutu mencuci asam-asam organik dan anorganik serta senyawa lainnya yang bersifat racun terhadap tanaman dan masukkan air segar untuk memberikan oksigen serta memanfaatkan keberadaan air di dalam saluran sebagai media budidaya ikan, baik budidaya aktif (dimana benih ikan ditebarkan di dalam saluran) maupun budidaya pasif (dimana parit/saluran digunakan sebagai perangkap ikan ketika sungan di sekitarnya meluap). Selain itu keberadaan air di dalam parit akan berfungsi sebagai sekat bakar yang dapat mencegah terjadinya kebakaran di lahan gambut. Ada beberapa teknik pengelolaan air yang telah lama dikembangkan di lahan rawa (termasuk gambut) yaitu Sisem Parit/handil di tepi sungai dan Sistem saluran model garpu di lahan pasang surut.

Gambar 1. Pengelolahan air dengan sistem        garpu

Sumber : wetlands, seri pengelolahan hutan    lahan gambut.

Kedua sistem ini mempunyai kelemahan yaitu aliran air yang masuk/keluar dari petakan lahan gambut (pada saat pasang dan surut/luapan) terjadi pada satu saluran, dan pada saluran ini sering terjadi pendangkalan yang diakibatkan oleh endapan lumpur sungai. Kondisi demikian menyebabkan penyumbatan saluran sehingga proses penggantian air di dalam petakan lahan tidak berlangsung sempurna, akibatnya bahan-bahan beracun dan juga senyawa asam menumpuk/terakumulasi di dalam saluran dan menyebabkan mutu air menjadi jelek. Kondisi di atas dapat diatasi dengan membuang endapat dari dalam saluran atau memisahkan saluran masuk/irigasi (inlet) dengan air keluar/drainase (outlet).
Untuk mengatasi kelemahan sistem tersebut, pakar menyarankan pembuatan saluran terpisah antara saluran irigasi dan drainase, atau dikenal dengan istilah "Sistem aliran satu arah"). Dengan pemisahan, diharapkan pergantian air dapat berlangsung lebih lancar dan mencegah penumpukan bahan beracun disaluran.Saluran satu arah ini memerlukan 2 buah saluran tersier, dimana tersier yang satu berfungsi sebagai saluran irigasi dan yang lainnya sebagai saluran pembuang.Kedua saluran dilengkapi dengan pintu air otomatis. Saluran irigasi akan membuka saat air pasang, tetapi saluran drainase akan tetap tertutup

Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Air Di Lahan Gambut
Kearifan Lokal Pengolahan Air Lahan Gambut memberikan gambaran mengenai kearifan  tradisi masyarakat dalam  mendayagunakan sumberdaya alam dan sosial secara bijaksana yang mengacu pada keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Akhir-akhir ini keinginan untuk mengangkat. kearifan lokal banyak didasari oleh kerusakan lingkungan dan degradasi sumberdaya alam yang ditimbulkan seiring dengan kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat serta teknologi. Kearifan lokal dalam pengelolaan air yang dilakukan oleh petani gambut merupakan informasi penting untuk memperkaya sistem pengelolaan lahan gambut yang berwawasan lingkungan. Contoh kearifan lokal dalam pengelolaan air di lahan gambut dilakukan petani di Kalimantan Selatan (suku Banjar), yang memanfaatkan gerakan pasang surut air untuk irigasi dan drainase terhadap lahan dengan cara membuat saluran-saluran masuk yang mengarah tegak lurus dari pinggir sungai ke arah pedalaman, saluran tersebut dikenal dengan istilah handil. Di Sumatera dikenal dengan istilah parit kongsi. Sistem handil sesuai untuk skala pengembangan yang relatif kecil, biasanya dikerjakan secara gotong royong sekitar 7-10 orang. Untuk skala pengembangan yang lebih besar (tata air makro), dikenal dengan sistem anjir/kanal, yaitu saluran besar/primer yang menghubungkan dua sungai besar. Umumnya handil-handil dibuat di sepanjang anjir, sehingga air sungai dapat dimanfaatkan oleh tanaman dengan lebih leluasa sesuai dengan keperluan tanaman. Selain itu dikenal pula istilah saka, yaitu saluran tersier untuk menyalurkan air yang biasanya diambil dari handil. Saluran ini berukuran lebih kecil dari handil dan merupakan milik keluarga atau pribadi.

f41f7cab-dde6-4720-bfa4-98d1b1936da3-63a53af34addee2a771a9ca2.jpeg
f41f7cab-dde6-4720-bfa4-98d1b1936da3-63a53af34addee2a771a9ca2.jpeg

Gambar 2.Kearifan lokal memperbaiki sekat        kanal

Sumber: Luciana Arumingtyas

Pengelolahan Lahan Gambut Secara Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang memberikan porsi seimbang pada kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pemanfaatan lahan gambut menimbulkan dampak positif dan negatif, yaitu memberikan keuntungan ekonomi, tetapi di sisi lain menimbulkan kerusakan lingkungan berupa penyusutan keaneka ragaman hayati, kerusakan tata air, dan peningkatan emisi CO2 yang ikut berperan menimbulkan pemanasan global. Agar pengelolaan lahan gambut lebih berhasil, maka selain mempertimbangkan aspek teknis sebaiknya juga mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, Wahyunto et al. (2013). Tidak sedikit kegiatan pembukaan lahan gambut lebih dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi jangka pendek dan mengalahkan pertimbangan lingkungan yang bernuansa kepentingan jangka panjang serta untuk kepentingan masyarakat banyak. pengelolaan lahan gambut saat ini lebih mengutamakan kepentingan perekonomian dari segelintir penduduk yang menjadi pengusaha. Sedangkan Masyarakat setempat umumnya hanya dapat menjadi pekerja dengan level menagerial ke bawah.
Dari aspek lingkungan, pengelolaan lahan gambut harus dilakukan secara terencana dan penuh kehati-hatian agar mutu dan kelestarian sumber daya lahan dan lingkungannya dapat dipertahankan secara berkesinambungan. Kegiatan pengelolaan lahan gambut seharusnya dilakukan pada lahan gambut yang telah mengalami kerusakan tetapi memiliki potensi pemanfaatan yang tinggi dengan batas kedalaman tidak lebih dari 1 meter. Kegiatan dengan membuka lahan baru, apalagi masih berhutan harus dilarang. Karena sebaik apapun sistem yang digunakan akan tetap menimbulkan kerusakan pada lahan gambut tersebut.
Melestarikan Lahan gambut sangatlah penting karena merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menyediakan produk hutan berupa kayu maupun non-kayu, jasa lingkungan, diantaranya berupa pasokan air, pengendalian banjir serta berbagai manfaat lainnya. Hutan rawa gambut juga berperan sangat penting dalam menyimpan C maupun sebagai pelabuhan bagi keanekaragaman hayati yang penting dan unik. Pengelolaan lahan gambut harus dilakukan secara terencana dan penuh kehati-hatian agar mutu dan kelestarian sumber daya lahan dan lingkungannya dapat dipertahankan secara berkesinambunganDalam pengelolaan air di lahan gambut yang paling penting diperhatikan adalah tinggi muka air tanah. Tinggi muka air tanah harus sedemikian hingga lahan tidak terlalu basah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik tetapi juga harus dapat menjaga kelembaban lahan gambut sehingga gambut tidak mengalami kekeringan. Salah satu teknik pengelolaan air di lahan gambut dapat dilakukan dengan membuat parit/saluran, dengan tujuan  mengendalikan keberadaan air tanah di lahan gambut sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan dibudidayakan. Contoh kearifan lokal dalam pengelolaan air di lahan gambut dilakukan petani di Kalimantan Selatan (suku Banjar), yang memanfaatkan gerakan pasang surut air untuk irigasi dan drainase terhadap lahan dengan cara membuat saluran-saluran masuk yang mengarah tegak lurus dari pinggir sungai ke arah pedalaman, saluran tersebut dikenal dengan istilah handil.
Pengolahan lahan gambut perlu dilaksanakan karena Indonesia mempunyai lahan gambut yang cukup luas, yang apabila pengolahannya tidak di lakukan dengan bijak maka akan memberikan dampak yang buruk. Lahan gambut rawan sekali terjadinya kebakaran, maka untuk mencegah hal tersebut pentingnya pengolahan lahan gambutt dengan baik sesuai dengan teknologi-teknologi yang sudah dijelaskan di atas.

DAFTAR  PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun