Mohon tunggu...
Rodhiyah Nur Isnaini
Rodhiyah Nur Isnaini Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Memproses Informasi Melalui Pengalamannya

26 Maret 2020   21:50 Diperbarui: 26 Maret 2020   22:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian pernah melihat atau mengatasi anak yang rewel? Mengapa anak bertindak demikian? Banyak orang tua merasa pusing ketika dihadapkan dengan situasi anak yang sedang rewel. Tetapi yang perlu diketahui bersama bahwa kerewelan tersebut merupakan suatu bukti kognitif anak melakukan pemrosesan informasi dengan melalui pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya. Jadi ketika anak sudah menemukan cara supaya keinginannya terpenuhi, anak akan melakukan hal yang sama berulang kali. 

Pada saat anak berusia dini memang merupakan momen yang sangat penting untuk mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan dalam dirinya, terutama dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya. Hal ini sejalan dengan kehidupan manusia yang tidak pernah terlepas dari kemampuan dalam berpikir, memproses informasi, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Aspek kognitif ini diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui panca indera, baik melalui apa yang dia lihat, rasa, dengar, raba, ataupun dia cium.

Pemrosesan informasi bisa dipengaruhi oleh keadaan individu sendiri ataupun melalui stimulus dari lingkungan sekitarnya. Semakin anak usia dini diberikan stimulus, maka syaraf otak yang dimiliki akan semakin banyak pula. Proses ini sebagai dasar dalam mempersiapan anak menempuh tingkatan perkembangan selanjutnya.

Cara anak yang mengungkapkan sesuatu yang dia inginkan sangatlah beragam. Ada yang berteriak-teriak, ada yang menangis, ada yang sampai berguling-guling, ada yang tidak mau makan, dan lain sebagainya. Pada saat inilah anak melalui proses informasi yang disebut dengan istilah encoding. Dalam tahap ini, informasi diperoleh melalui suatu kejadian yang diterimanya dan telah melalui register indera dengan menaruh perhatian lebih di dalamnya, agar informasi dapat melalui proses berikutnya.

Untuk selanjutnya melalui proses storage, yaitu dengan menyimpan informasi yang diperolehnya dengan menggunakan tiga komponen memori, yaitu: memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Suatu informasi yang tersimpan di dalam memori ini akan menghasilkan tingkah laku atau sebuah respon yang dapat diamati.

Proses informasi pada akhirnya dapat digunakan kembali, istilah ini disebut dengan retrieval. Sehingga ketika dia mengiginkan sesuatu lagi, secara langsung anak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang sama, agar keinginannya dapat dimiliki.

Jadi jangan terlalu khawatir dengan perilaku anak yang rewel tersebut, secara tidak langsung kognitif anak telah melakukan pemrosesan informasi.

Semoga Bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun