Mohon tunggu...
Iis Suwartini
Iis Suwartini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Iis Suwartini merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2014. Mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh studi S3 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, cerita sejarah dan cerita misteri di beberapa koran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Giatkan Gerakan Literasi Sekolah di Masa Pandemi

12 April 2021   08:42 Diperbarui: 12 April 2021   08:58 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar Dari Rumah (BDR) tidak menghalangi peserta didik untuk berkarya, buktinya justru banyak karya yang lahir dari rumah. Hal tersebut tentu tidak lepas dari peran pendidik. Pendidik perlu koperatif terhadap peserta didik selama proses pembelajaran. Pendidik perlu menerapkan pembelajaran yang menarik pada peserta didik. Mengajak peserta didik berkontribusi dalam menyumbangkan karya sastra seperti puisi dan cerpen  merupakan salah satu upaya meningkatkan kreativitas. Pendidik dapat mengapresiasi karya mereka dengan membukukannya menjadi antologi puisi ataupun cerpen. Hal tersebut tentu memacu peserta didik untuk berkarya.

Dalam rangka menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Perguruan Tinggi bekerja sama dengan berbagai sekolah. Peran Perguruan Tinggi diharapkan mampu memotivasi siswa dalam berkarya. Belum lama ini Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta bekerja sama dengan MAN 3 Sleman  menyelenggarakan Pelatihan Kepenulisan. Penyelenggaraan kegiatan melalui platfrom zoom meeting pada Sabtu (3/4/2021) diikuti 75 peserta.

Banyaknya karya yang muncul selama pandemi covid baik berupa puisi dan cerpen, merupakan respon terhadap lingkungan sekitar. Proses penciptakan karya sastra tentu menguras emosional karena penulis menyajikan potret kehidupan. Sebelum menyajikannya dalam bentuk tulisan terlebih dahulu menggali ide berdasarkan pengamatan. Hasil pengamatan peserta didik terkait permasalahan yang ditimbulkan selama pandemi covid-19 kemudian dikembangkan menjadi karya sastra.

Peserta didik dapat mengangkat tema cerita seperti pola hidup sehat, peribadatan, pembelajaran daring, perekonomian, bahkan empati masyarakat. Dari corona kita bisa belajar banyak hal. Tidak sedikit para medis, korban covid yang tidak diterima masyarakat, bahkan ada yang menolak jenazah untuk dikebumikan di pemakaman tempat tinggal mereka. Disinilah peran sastra dalam memanusiawikan pembacanya. Melalui karya sastra peserta didik tidak hanya mengolah perasaan yang dialami menjadi bait-bait kata  tetapi juga menyampikan pesan moral dalam karyanya.

Sastra memiliki peranan penting dalam kehidupan. Dengan kata lain sastra memberikan kontribusi dalam kehidupan. Beberapa fungsi sastra diantaranya: (1) sastra sebagai hiburan, (2) sastra  bersifat didaktif sebagai pendidikan, (3) sastra bersifat estetis atau keindahan, (4) Sastra sebagai penyampai pesan moral atau moralitas dan, (5) sastra bersifat religius.

Berdasarkan fungsi tersebut sastra tidak hanya hadir sebagai hiburan semata. Melalui karya sastra dapat mempelajari berbagai ilmu. Melalui karya Pramoedya Ananta Toer dapat memahami sejarah Indonesia, begitu juga dengan karya Dewi Lestari yang menyuguhkan sains. Pesan  moral yang terkandung dalam karya sastra pun dapat menggugah hati pembacanya karna dikemas dengan gaya bahasa yang estetis. Tentu anda pernah merasakan sedih, kecewa, marah bahkan anda akan menitikan air mata setelah membaca cerpen atau puisi. Bahkan karya sastra pun mampu menyajikan religiusitas contohnya saja Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis dari karya tersebut kita dapat memetik hikmah bahwa agama tidak hanya hubungan manusia dengan Tuhan tetapi juga manusia dengan manusia.

Penulis mengajak pendidik untuk berperan serta meningkatkan kreativitas peserta didik dalam berkarya.  Dengan menerbitkan antologi karya sastra baik puisi maupun cerpen setidaknya peserta didik telah berkontribusi dalam membudayakan literasi. Melalui karya sastra pun dapat meningkatkan solidaritas antar sesama. Maka dari itu  mari tingkatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Iis Suwartini, M.Pd. Dosen PBSI FKIP UAD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun