Mohon tunggu...
Iis Istiqomah
Iis Istiqomah Mohon Tunggu... Akuntan - University of Indonesia

My name is istiqomah. I graduated from Faculty of Economics, University of Indonesia, majoring in Accounting.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Keajaiban Sedekah...(Thanks God, Finally I Found Him...Chapter 2)

7 Juni 2015   02:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada hasrat yang kuat untuk mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas dipertemukannya aku dengan dia. Beberapa kejadian dan proses yang kami alami mendorongku untuk menceritakan penggalan kisah yang unik yang sedang kami lalui.

Bagian ini merupakan kelanjutan dari tulisanku sebelumnya.

Waktu terasa begitu cepat. Tak terasa hari pernikahan sudah di depan mata. Banyak sekali hal yang kami lalui. Kisah-kisah yang kami jalani semakin menguatkan hati kami untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Sebelum menceritakan kebersamaan kami, aku ingin sekali membagi kisahku tentang keajaiban sedekah yang luar biasa mengubah hidupku hingga akhirnya dipertemukan dengan dia.

Naluri seorang Ibu memang luar biasa. Dari doa Ibuku yang sangat khusyuk, keajaiban pertama muncul di depan mata. Lalu keajaiban pertama diperkuat oleh keajaiban kedua yaitu keajaiban sedekah. Pengalaman ini terjadi saat kurang lebih dua hari sebelum lebaran tahun 2014. Hal ini membuatku semakin menyadari bahwa tidak ada sutradara di dunia ini yang jauh lebih rapi dalam menyusun naskah cerita hidup seorang manusia kecuali Allah SWT.

Waktu itu Ibu menyarankanku untuk memperbanyak sedekah. Sebenarnya tujuanku hanya ingin berbagi. Namun, ternyata Ibu memiliki tujuan yang lebih yaitu agar anaknya segera dipertemukan dengan jodohnya. Begitu kuatnya keinginan Ibu, hingga beliau bilang ke aku "Anakku, kamu harus memperbanyak sedekah ya, karena sedekah akan mendekatkanmu pada jodoh, memperbanyak rizkimu, dan menyehatkan ragamu."

Demikian besarnya kasih sayang seorang Ibu sampai beliau membantuku mengurus semuanya. Beliau adalah amil yang bijak, terbukti dengan kelihaian beliau dalam mencari siapa saja orang yang benar-benar layak untuk menjadi "mustahiq".

Singkat cerita, terkumpullah semua bahan yang akan dibagikan ke para "mustahiq". Sebelum dibagikan, lagi-lagi Ibuku berdoa dengan sangat khusyu'. Di dalam doanya, selalu tersebut namaku. Di dalam langkahnya selalu terbesit ingatan tentang masa kecilku. Sungguh luar biasa cinta kasih seorang Ibu.

Tanpa menghitung bulan, setelah semua nasihat dari Ibu aku lakukan, alhamdulillah keajaiban itu diperlihatkan padaku. Seperti yang telah aku ceritakan di dalam tulisanku sebelumnya, seorang laki-laki yang belum pernah aku kenal sebelumnya, tiba-tiba hadir di kehidupanku dan menyatakan diri ingin aku menjadi bagian dari hidupnya.

Proses yang kami jalani tergolong cepat. Hanya dua bulan setelah berkenalan, pada lebaran haji (Idhul Adha) tahun 2014, dia menyatakan diri untuk menjadi suamiku di depan Ibuku. Cara melamar seperti dia tergolong unik menurutku.

Masih sangat lekat dalam ingatanku, sehari sebelum lebaran Idhul Adha tahun 2014, kami akan menjalankan solat magrib berjamaah. Saat itu dia yang menjadi imam solat bersama dengan Ibu dan adek-adekku. Setelah selesai solat, masih dengan baju solat lengkap, dia duduk bersimpuh di depan Ibuku. Di situ aku mendengar dengan suara lirih "Ibu, mohon izinkan saya untuk menjaga anak Ibu seumur hidup saya. Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal untuk anak Ibu, tapi saya berjanji akan membahagiakan dia sepanjang hidup saya." Suara hening untuk beberapa saat. Di ruangan solat hanya tertinggal dia dan Ibuku. Aku dan adekku telah keluar setelah solat selesai. Di kejauhan, aku mendengar isak tangis. Ternyata kudapati, dia sedang mencium tangan Ibuku sembari terisak. Rupanya, hal itu adalah kenangan terindah untuknya, karena keberanian yang telah dia kumpulkan membuahkan hasil yang luar biasa. Setelah keluar dari ruangan solat, dia langsung menghampiriku, dengan mantab dia berucap "Kamu adalah calon istriku sekarang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun