Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jejakku di Tepian Desa

19 Januari 2022   11:58 Diperbarui: 19 Januari 2022   12:07 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Jejakku di Tepian Desa

Sudah  hampir 2 dasa warsa aku melewati jalan ini, tidak terasa memang, mungkin karena aku menyukai profesiku sebagai pendidik. 11 KM  bukan jarak tempuh yang pendek, memerlukan waktu kurang lebih 35 menit. 

Aku tinggal di sebuah kota kecamatan, sedangkan tempat tugasku berada di kecamatan lain, persisnya di kecamatan Rembang, sedangkan lembaga kami tempatku mengabdi ada di belakang komplek pabrik PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang). Aku bisa melewati jalan Raya tapi jaraknya lebih jauh, karena memutar, jadi aku lebih memilih lewat jalan desa dan udaranya sangat sejuk.

Sama dengan suasana di pagi ini, jalan desa yang bagian sisi kiri kanan hamparan sawah nan luas dan sejuk, aku berhenti sejenak ketika aku lihat mereka (para petani sawah) lagi asyik mencangkul pematang sawah, mereka tak menghiraukan hiruk pikuknya dunia, mereka tidak tahu berapa nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, mereka tidak tahu berita siapa saja pejabat yang OTT, yang mereka tahu menggarap sawah untuk memenuhi kebutuhan sampai panen tiba, kadang mereka harus berhutang buat membeli pupuk atau harus mencari pupuk yang sulit untuk didapatkan bahkan langka.

Tidak demikian dengan kita, kita tidak tahu dari mana beras yang kita makan setiap harinya, jagung yang sudah jadi popcorn yang bisa kita beli di supermarket dengan banyak varian rasa, kita tinggal mengambil beraneka jenis sayur di rak supermarket, dan kadang kita bilang sayurnya tidak segar. Betapa tidak bersyukurnya kita dengan apa yang sudah tersedia di depan kita tanpa harus bersusah payah menanam dan merawat sampai tiba panen.

Dokpri
Dokpri

Aku bersyukur sampai hari ini alam masih bersahabat dan menyediakan tanah yang subur, dan masih banyak petani yang mau menggarap lahannya.

Tidak berapa lama sampailah aku di gerbang sekolah, lembaga di mana aku mengabdikan diri dengan tujuan ikut andil mencerdaskan generasi emas bangsa. 

Besar harapan dengan berbagai program dari Kemendikbud Ristek yaitu Guru Merdeka Belajar, Guru Penggerak, Assesment Kompetensi Minimum (AKM), dan Program Guru Belajar dan Berbagi, akan menghasilkan Pendidik yang mampu menggerakkan ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pancasila, dan Peserta Didik yang berkarakter Pancasila.

Dokpri
Dokpri

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun