Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep Calistung yang Baik

5 Mei 2018   08:41 Diperbarui: 5 Mei 2018   08:56 3130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori psikologi perkembangan Jean Piaget selama ini telah menjadi rujukan utama kurikulum di semua tingkat pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai jenjang yang lebih tinggi lagi. Kali ini artikel saya akan membahas tentang konsep calistung (membaca, menulis dan berhitung). Sebelumnya apa sih calistung itu?

Membaca adalah mengucapkan huruf demi huruf yang disambung dan membentuk sebuah kata. Menulis adalah gerakan tangan yang membentuk sebuah huruf atau angka. Jadi membaca dan menulis seolah menjadi 2 hal yang tidak bisa dipisahkan seperti aku dan kamu ciyeee hehe. Karena membaca adalah suatu kegiatan untuk melatih bahasa karena menggunakan ucapan sedangkan menulis adalah kegiatan untuk melatih motorik halus karena menggunakan tangan.

Secara umum pembelajaran calistung dilarang untuk diajarkan pada anak usia dini yaitu usia di bawah 7 tahun. Tapi entah kenapa seolah kebanyakan orang menyalahgunakan presepsi ini dengan alasan sekolah dasar menuntut setiap anak yang akan memasuki jenjang itu harus sudah bisa membaca, menulis dan berhitung dan akhirnya hal tersebut dibebankan kepada pendidik pra sekolah/TK. 

Piaget beranggapan bahwa pada usia di bawah 7 tahun seorang anak belum mencapai tahap perkembangan operasional konkret, tahap ini adalah tahap dimana anak-anak sudah bisa berfikir secara terstruktur. 

Padahal anak usia di bawah 7 tahun sebenarnya masih dalam tahap praoperaional, mereka masih belum bisa berfikir secara nyata dan terstruktur. Membaca, menulis dan berhitung sendiri adalah kegiatan yang secara nyata dan terstruktur, sehingga jelas tidak cocok jika calistung diajarkan pada anak usia di bawah 7 tahun.

Topik pelajaran bukanlah persoalan yang akan menghambat seseorang memperoleh ilmu. Syaratnya adalah dengan mengubah cara belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar dan usia belajar, sehingga akan terasa menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu yang tinggi yang akhirnya meningkatkan minat untuk terus belajar. 

materibelajaranak.blogspot.com
materibelajaranak.blogspot.com
Belajar membaca, menulis dan berhitung merupakan hal dasar yang biasa diajarkan pada anak-anak, persoalannya hanya pada bagaimana seorang guru membangun/membuat cara untuk mempelajarinya sehingga anak-anak menganggap bahwa kegiatan tersebut menyenagkan yang tak ubahnya seperti permainan sehingga tidak membuat anak bosan.

Tidak seharusnya kita saling menyalahkan mana yang salah dan mana yang benar. Tugas kita sebagai seorang pendidik adalah mencari solusi bagaimana mengajarkan membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini dengan tidak membebankan pikirannya sama sekali. 

Ciptakan metode meskipun sederhana tetapi terkesan dan selalu diingat oleh anak-anak, misalnya kita bisa memasang poster-poster di dinding ruang kelas dengan berbagai huruf-huruf  dengan warna yang menarik dan mencolok sehingga akan menarik perhatian dan rasa ingin tahu anak untuk mengetahui apa sih itu yang di temple bu guru di dinding? 

Secara tidak langsung setiap hari anak akan melihat, mengingat dan mulai membacanya. Setiap satu/dua minggu sekali guru bisa menggantinya dengan gambar-gambar yang menggunakan kata-kata yang baru, sehingga setelah satu tahun anak sudah mempunyai gambaran tentang beberapa kata dan huruf.

Lewat kegiatan sederhana yang terus menerus diulang-ulang setiap hari, semakin lama anak-anak akan mengalami kemanjuan yang sangat pesat. Tanpa kita sadari anak-anak akan bisa membaca dan menulis dengan sendirinya tanpa membebani fikiran mereka. Mencari solusi bagaimana cara mengajarkan calistung kepada anak lebih baik daripada kita menyalahakn pelajaran calistungnya.

Bukan pelajaran yang harus dipersoalkan, tetapi bagaiaman cara kita menyajikannya. Terimaksih..  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun