Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Temper Tantrum pada Anak

26 Februari 2018   16:02 Diperbarui: 26 Februari 2018   16:12 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.organicfacts.net

Anak adalah buah cinta yang paling dinantikan oleh setiap pasangan yang sudah menikah. Perkembangan anak merupakan hal yang selalu ditunggu-tunggu dan dibanggakan oleh hampir setiap orang tua. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi buruknya tumbuh kembang anak harus dihindari, sebaliknya faktor-faktor yang mempengaruhi baiknya tumbuh kembang anak tentunya harus selalu diusahakan. Disadari langsung ataupun tidak langsung disinilah peranan orang tua menjadi hal yang paling berpengaruh besar dalam proses pembentukan karakter anak.

Kali ini saya akan membahas salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak yang disebut "Temper Tantrum"

Apa itu Temper Tantrum? Temper tantrum adalah sebuah ledakan emosi yang tidak stabil pada seseorang yang akhirnya membuat mereka suka marah tanpa alasan yang tak jelas, temper tantrum sendiri biasanya diderita oleh anak-anak rentan usia 1-4 tahun. Biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkak, mengomel marah. Meski begitu temper tantrum juga bisa ditemui pada anak di atas usia tersebut.

Temper tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit" dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.
  • Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.
  • Lambat menyesuaikan diri terhadap perubahan.
  • Mood (suasana hati) sering negatif.
  • Mudah marah dan kesal.
  • Sulit dialihkan perhatiannya.

Menurut Children's Hospital of Philadelphia , inilah faktor-faktor penyebab temper tantrum pada anak:

  • Keinginan anak yang tidak terpenuhi. Temper tantrum dapat terjadi jika anak memiliki sebuah keinginan dan tidak dituruti oleh orangtuanya. Akibatnya anak akan merengek, menangis bahkan tidak segan sebagian anak sampai berguling-guling dilantai sembari berteriak-teriak (soalnya pas aku kecil dulu juga pernah begitu hehe).
  • Ketidakmampuan anak dalam mengungkapkan perasaan. Anak yang masih balita anak menghadapi kesulitan dalam mengungkapkan perasaannya. Hal ini akan semakin bertambah buruk ketika Anda sebagai orang tua tidak bisa memahami perasaan anak, yang akhirnya anak akan mengungkapkan perasaannya dengan cara marah-marah.
  • Pola asuh orang tua yang salah. Kesalahan orang tua dalam hal ini adalah cara mengasuhnya. Entah karena terlalu memanjakan, mencemaskan atau bahkan terlalu melindungi anaknya. Bahkan tak jarang ketika dalam satu situasi orang tua menolak dan tidak menuruti keinginan anaknya. Yang pada akhirnya membuat sang anak merasa tidak disayang lagi karena permintaannya ditolak dan sang anak akan melampiaskannya dengan cara marah-marah.

Meskipun efek temper tantrum pada anak tidak terlalu berbahaya karena hanya marah, berteriak, merengek dan berguling-guling. Namun tahukah Anda jika itu hanyalah efek tantrum pada tingkat awal, sedangkan efek tantrum pada tingkat lanjut bisa saja sangat berbahaya yaitu membentur-benturkan kepala ke dinding berulang-ulang kali. Temper tantrum pada anak akan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan cepat.

Lalu bagaimanakah sebaiknya cara menghadapi anak yang temper tantrum? Dengan kesabaran dan cinta. Orang tua dapat membantu anaknya untuk mengekspresikan keinginan mereka melalui kata-kata dan menunjukkan kemarahan melalui cara yang sesuai. Di bawah ini beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengontrol tantrum:

  • Orang tua tetap tenang dan tetap memegang kendali. Jika orang tua marah itu hanya akan membuat keadaan anak jadi tambah buruk.
  • Jangan mengubah keputusan yang telah dibuat hanya untuk membuat anak menghentikan tantrumnya. Mengatakan "ya" hanya akan menyadarkan anak secara sementara dan kekuatan anak akan bertambah besar karena telah diizinkan dan akan membuatnya lebih sulit untuk menghadapi dikemudian hari.
  • Jika anak mengalami tantrum pada tempat keramaian pindahkan anak pada tempat yang lebih tenang.
  • Tenangkan anak jika anak mulai menyakiti dirinya seperti membenturkan kepala ke dinding
  • Bicarakan sesudahnya. Jangan mencoba bicara pada anak saat dia dalam keadaan marah. Tunggu sampai tantrumnya hilang lalu bicarakan baik-baik dengan anak, bagaimana cara dia mengendalikan rasa marahnya.
  • Jangan mengancam dengan hukuman

Demikianlah cara menghadapi dan mengatasi anak temper tantrum, intinya kita sebagai orang tua harus tetap tenang dalam menghadapi anak yang temper tantrum, karena dengan ketenanganlah kita dapat mimikirkan solusi terbaik untuk menghadapi dan mengatasi anak temper tantrum. Karena tantrum dapat terjadi secara normal dalam perkembangan anak. 

Orang tua harus memberikan kasih sayang, perhatian dan konsisten untuk membantu anak melewati masa perkembangannya. Orang tua juga mempunyai peran dalam membimbing anak dalam mengatur emosinya agar tantrum tidak terus-menerus terjadi.

Terima kasih semoga bermanfaat...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun