Mohon tunggu...
IING FELICIA
IING FELICIA Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Educator, Author, Trainer, Certified Teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Layanan PAUD Satu Tahun Sebelum Sekolah Dasar Diperlukan?

26 Juni 2022   10:11 Diperbarui: 26 Juni 2022   19:06 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PAUD (Sumber: shutterstock)

Mengapa?

Pertama, kurangnya olah fisik menyebabkan anak-anak berusia hampir enam tahun masih tertatih-tatih menaiki dan menuruni anak tangga.

Padahal bila mereka berada di sekolah, guru pasti akan mengasah kemampuan motorik mereka dengan berbagai aktivitas. Sebaliknya kegiatan itu mungkin tidak sepenuhnya dipraktikkan di rumah.

Kepiawaian motorik adalah fondasi awal dalam tumbuh kembang seorang anak.  Bisa dibayangkan apa yang terjadi saat ia belum siap secara motorik mengikuti kegiatan berlari, menendang dan menangkap bola saat di SD.

Kedua, perkembangan sosial emosional perlu dirangsang. Pembelajaran luring atau tatap muka menjadi krusial karena anak langsung dihadapkan oleh kondisi dan situasi nyata.

Ya, praktik langsung. Mereka perlu mengendalikan emosi dan mencari solusi saat berkomunikasi dengan temannya ataupun saat bekerja sama. Berempati dan simpati membantu teman lainnya saat diperlukan.

Kondisi ini sulit ditemukan dalam pembelajaran daring karena semua peserta harus dalam kondisi mute atau mematikan microphone.

Ketiga, kemandirian yang nyaris pupus saat belajar dari rumah. Kenapa? orang dewasa sering terlibat dalam pembelajaran. Alih-alih tidak sabar menunggu anaknya melakukan instruksi guru. Ia menyiapkan jawaban dan membantu menyelesaikannya. Gawat. Penjerumusan tersembunyi.

Syahdan, di sekolah anak itu hanya bengong. Membuka sepatu dan memakai kaos kaki menjadi sulit baginya. Belum lagi toilet training menjadi tertunda. Repot.

Keempat, perkembangan kognitif anak tidak terstimulasi. Orang dewasa yang mendampingi anak belajar di rumah kurang memahami pola belajar anak usia dini. Bermain seraya belajar. Belajar seraya bermain adalah cara belajar anak. Mengamati, eksplorasi, menanya, mengumpulkan data, dan mengomunikasikannya.

Scaffolding, mencontoh, menfasilitasi merupakan interaksi membangun bagi anak. Nyatanya orang tua dan orang dewasa di rumah lebih memilih pendekatan drilling ketimbang child center.

Seruan gubernur DKI Jakarta No 13 tahun 2021 mengajak anak-anak usia dini untuk mengikuti layanan PAUD satu tahun sebelum masuk SD perlu didukung dan mendapatkan perhatian masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun